(Sales Training Series) Introduction to B2B Corporate Sales Playbook

Sales Training ~ Imtiyaz Learning Consulting | Kalau Anda seorang Gen Z professional yang masuk ke dunia penjualan (sales), terutama yang berurusan dengan B2B corporate—menjual ke pabrik, perusahaan besar, perbankan, institusi, atau perkantoran—Anda sedang melangkah ke arena yang ritmenya berbeda dibandingkan B2C (menjual langsung ke konsumen). Di sini, keputusan pembelian tidak terjadi dalam hitungan menit lewat halaman checkout. Siklusnya lebih panjang, penuh titik pemeriksaan (gates), melibatkan banyak pemangku kepentingan (multi-stakeholder), dan nyaris selalu didorong oleh logika bisnis: return on investment (ROI), total cost of ownership (TCO), risk & compliance, keberlanjutan (ESG), dan dampak operasional jangka panjang.

Pendahuluan ini dirancang untuk jadi “peta mental” yang memudahkan Anda menavigasi seluruh wilayah B2B corporate sales. Kita akan menyiapkan mindset, bahasa, dan kerangka kerja yang tepat sebelum masuk ke bagian-bagian teknis berikutnya. Bayangkan ini sebagai sesi onboarding yang memberi Anda gambaran helikopter: apa yang sedang Anda hadapi, bagaimana sistemnya bekerja, di mana peluangnya, dan kesalahan apa yang paling sering membuat sales B2B tersandung.

sales training ~ B2B Corporate Sales
sales training ~ B2B Corporate Sales

1) Apa Itu B2B Corporate Sales—dan Mengapa Ritmenya Berbeda?

B2B corporate sales adalah proses menjual produk/layanan kepada organisasi (bukan individu), dengan tujuan memecahkan masalah bisnis mereka. Produk yang dijual bisa berwujud (mesin, bahan baku, perangkat IoT), bisa pula layanan (ERP, cybersecurity, managed service, training, logistik, maintenance), atau solusi terpadu (paket hardware + software + servis).

Tiga hal membuatnya berbeda:

  1. Keputusan kolektif, bukan individu.
    Dalam B2C, Anda “menang” hati satu orang. Dalam B2B corporate, Anda perlu memenangkan satu tim: user teknis, manajer operasional, procurement, finance, legal, bahkan direksi. Setiap pihak punya KPI dan kekhawatiran sendiri—dan Anda harus relevan untuk semuanya.
  2. Siklus panjang, berlapis, terdokumentasi.
    Ada proses resmi: vendor registration, RFI/RFQ/RFP, klarifikasi teknis, uji coba, negosiasi, due diligence, legal review, purchase order, implementasi, hingga service level agreement (SLA). Anda tidak bisa meloncati tahapan tanpa konsekuensi kredibilitas.
  3. Rasional—tetapi tetap manusiawi.
    Argumen logis (ROI, TCO, risk mitigation) adalah kunci. Namun, faktor manusia—trust, reputasi, kejelasan komunikasi, dan kehadiran saat ada masalah—tetap memengaruhi hasil. B2B corporate adalah kombinasi “matematika bisnis” dan “psikologi kolektif”.

 

2) B2B vs. B2C—Perbedaan yang Perlu Anda Install di Kepala

  • Trigger keputusan
    • B2C: desire, gaya hidup, emosi, impuls.
    • B2B: efisiensi, produktivitas, risiko, compliance, dampak finansial.
  • Horizon waktu
    • B2C: pendek (hari/jam).
    • B2B: menengah–panjang (bulan–tahun), bahkan kontrak multi-year.
  • Ukuran transaksi
    • B2C: kecil–menengah.
    • B2B: menengah–besar, recurring, berkontribusi besar ke cashflow.
  • Siapa yang dilayani
    • B2C: individu/keluarga.
    • B2B: proses bisnis dan hasil operasional organisasi.
  • Parameter sukses
    • B2C: penjualan, repeat purchase, brand love.
    • B2B: adopsi, utilisasi, hasil operasional, kepatuhan, resiliensi supply chain.

Memahami perbedaan ini mencegah Anda membawa “senjata” yang salah: presentasi yang emosional untuk audiens yang butuh angka; janji cepat tanpa rencana implementasi; obral diskon tanpa memikirkan SLA dan risiko.

 

3) Mengapa B2B Corporate Makin Penting—Sekarang?

Tiga arus besar mendorong relevansi B2B corporate sales di dekade ini:

  1. Digitalisasi proses bisnis & procurement.
    E-procurement, vendor portal, contract lifecycle management, dan data-driven scoring membuat kriteria menjadi lebih transparan dan terukur. Sales yang tidak paham “bahasa data” akan tertinggal.
  2. Tekanan efisiensi & ketahanan rantai pasok.
    Peristiwa global (pandemi, konflik geopolitik, gangguan logistik) menyorot risiko single sourcing. Banyak perusahaan beralih ke multi-sourcing dan mencari pemasok alternatif yang reliabel. Ini peluang emas untuk masuk—asal Anda bisa membuktikan stabilitas pasokan dan kesiapan operasional.
  3. ESG, compliance, dan risiko perusahaan.
    Korporasi menuntut pemasok yang tidak hanya murah, tetapi patuh aturan, bertanggung jawab, dan berkelanjutan. Sales deck Anda perlu menyertakan bukti: sertifikasi, kebijakan K3/Lingkungan, jejak audit, hingga kebijakan data privacy untuk produk digital.

 

4) Mindset Kunci: Dari “Tukang Jualan” ke Partner Bisnis

Gen Z umumnya unggul dalam adaptasi, kolaborasi, dan literasi digital. Kekuatan ini sangat cocok untuk peran consultative seller: bukan sekadar menawarkan barang, tetapi mendiagnosis masalah, merancang solusi, dan mengawal implementasi. Empat pilar mindset yang perlu Anda pegang:

  1. Problem-first, product-later.
    Mulai dari memahami proses klien dan hambatan mereka. Produk hanya relevan sejauh produk itu memindahkan jarum di KPI klien.
  2. Value & risk framing.
    Selalu kaitkan solusi dengan hasil finansial (ROI/TCO) dan reduksi risiko (downtime, regulatory breach, kualitas).
  3. Process compliance.
    Hormati proses procurement. Menang dengan cara yang benar meningkatkan reputasi jangka panjang dan memperbesar peluang multi-year contract.
  4. Customer success orientation.
    Deal bukan garis finish. Implementasi, adopsi, dan kinerja SLA adalah “bab dua” yang menentukan renewal dan expansion.

 

5) Buying Center: Siapa Saja yang Anda Hadapi?

Di B2B corporate, keputusan dibentuk oleh buying center—kumpulan peran yang terlibat langsung/tidak langsung dalam pembelian. Kenali mereka:

  • Initiator: memicu kebutuhan (“mesin lama boros”).
  • User: pemakai langsung (operator, engineer, staf). Fokus pada kepraktisan dan kinerja.
  • Influencer: memberi rekomendasi (manajer divisi, konsultan). Fokus pada best practice dan risiko.
  • Gatekeeper: menyaring akses (sekretaris, admin, prosedur). Fokus pada alur formal.
  • Procurement/Buyer: memastikan harga, syarat, dan kepatuhan.
  • Finance: memastikan budget fit, cashflow, akuntansi.
  • Legal/Compliance: kontrak, liability, keamanan data.
  • Decider: pengambil keputusan akhir (direktur/komite).

Tugas Anda: stakeholder mapping—memetakan siapa berpengaruh di mana, apa KPI mereka, dan apa yang membuat mereka berkata “ya”. Pendekatan satu-nada untuk semua peran hampir pasti gagal.

 

6) Anatomi Corporate Deal: Dari Prospek ke Renewal

Garis besarnya akan kita kupas mendalam di Bagian 4 (Sales Cycle), tetapi penting untuk memahaminya sejak awal:

  1. Prospecting & Qualification – mencari akun target dan menyaring kelayakan (BANT: Budget, Authority, Need, Timeline).
  2. Discovery & Scoping – menggali kebutuhan dan merumuskan ruang lingkup solusi.
  3. Solution Design & Business Case – merakit solusi, menghitung ROI/TCO, menyiapkan proof of value.
  4. Proposal & Tender – menyesuaikan dokumen dengan SOP procurement.
  5. Evaluation & Negotiation – diskusi harga, SLA, syarat pembayaran, dan risiko.
  6. Contractinglegal check, terms & conditions, signature.
  7. Implementation – pengiriman/pemasangan/konfigurasi; change management.
  8. Run & Support – memenuhi SLA, pelatihan, perbaikan, laporan kinerja.
  9. Review & Renewal/Expansion – evaluasi hasil, perpanjangan, perluasan cakupan.

Setiap tahap punya artefak (dokumen) dan indikator keberhasilan. Playbook ini akan mengekstrak yang esensial dan membuatnya operasional.

 

 

7) Titik Sakit (Pain Points) Tipikal Korporasi—Sumber Peluang Anda

  • Downtime & bottleneck operasional → solusi yang mencegah berhentinya produksi/layanan bernilai tinggi.
  • Inefisiensi biaya → optimasi energi, produktivitas, yield bahan baku, automation.
  • Kualitas & konsistensi → standarisasi, kalibrasi, jaminan mutu.
  • Supply chain fragility → opsi pemasok alternatif, buffer stock, rencana kontinjensi.
  • Compliance & auditability → solusi yang memudahkan audit, traceability, dan pelaporan.
  • Keamanan data & sistemcybersecurity, access control, backup & recovery.
  • Transformasi digital & adopsi → bukan sekadar beli lisensi—adopsi, integrasi, pelatihan.

Ketika Anda memposisikan penawaran sebagai jawaban konkret untuk daftar masalah di atas—lengkap dengan data dan rencana eksekusi—resonansinya akan jauh lebih kuat dibandingkan sekadar memaparkan fitur.

8) Mengapa Memahami Procurement Itu Game-Changer

Banyak sales “patah” bukan di presentasi, tapi di administrasi dan SOP pembelian. Tiga alasan mengapa Anda perlu memahami procurement:

  1. Timing & budget cycle.
    Masuk di saat yang tepat (sebelum RFP, saat penyusunan spesifikasi) memberi peluang lebih besar dibanding hanya ikut tender saat semua sudah terkunci.
  2. Dokumen & compliance.
    Vendor list, sertifikasi (ISO, K3, lingkungan), insurance, NPWP, data processing agreement, hingga template kontrak. Persiapan ini mengurangi friksi.
  3. Matriks evaluasi.
    Harga bukan satu-satunya. Ada SLA, bukti kinerja, risk mitigation, referensi klien, kematangan proses internal. Jika Anda paham bobot penilaian, Anda bisa merancang proposal yang scoreable tinggi.

Ini bukan “akal-akalan”, melainkan kecakapan profesional. Procurement yang baik justru ingin vendor cakap yang memudahkan mereka mencapai tujuan perusahaan.

sales training ~ procurement seller negotiation
sales training ~ procurement seller negotiation

9) Ukurannya Apa? Metrics yang Perlu Anda Perhatikan

Selain omzet dan gross margin, B2B corporate sales diukur oleh:

  • Win rate (per tahap dan total).
  • Sales cycle length (durasi rata-rata dari qualified ke closed-won).
  • Forecast accuracy (ketepatan prediksi).
  • Average contract value & lifetime value.
  • Retention/renewal rate dan expansion rate.
  • SLA attainment (persentase terpenuhinya janji layanan).
  • Time-to-value (waktu dari go-live ke manfaat nyata).
  • NPS/CSAT (kepuasan & loyalitas).

Angka-angka ini menjadi “bahasa bersama” saat Anda berinteraksi dengan manajemen internal maupun klien. Kita akan menautkannya ke strategi pipeline dan account planning di bagian berikutnya.

10) Mitos & Kesalahan Umum yang Perlu Dihindari

  1. “Harga paling murah pasti menang.”
    Tidak selalu. Banyak tender memberi bobot tinggi pada kualitas, SLA, dan risiko. Harga murah tanpa kemampuan deliver justru berbahaya.
  2. “Kalau user suka, pasti deal.”
    Tanpa melewati gerbang procurement, legal, dan finance, kesukaan user tak cukup. Anda perlu memenangkan satu tim.
  3. “Presentasi fitur yang lengkap itu kunci.”
    Fitur tanpa konteks benefit terukur dan rencana implementasi akan tenggelam. Gunakan FABE dan business case.
  4. “Setelah PO, pekerjaan selesai.”
    Di B2B corporate, bab terpenting dimulai setelah PO: implementasi, adopsi, SLA. Di sinilah reputasi Anda dibangun.
  5. “Lewat jalur belakang lebih cepat.”
    Melewati prosedur bisa merusak kepercayaan dan menutup pintu di masa depan. Menang dengan benar lebih bernilai jangka panjang.

11) Tumpukan Alat (Toolstack) yang Membuat Anda Lebih Tangguh

  • CRM (pipeline, deal review, activity tracking).
  • CPQ (Configure-Price-Quote) untuk penawaran kompleks.
  • Proposal & e-signature untuk kecepatan dan audit trail.
  • CLM (Contract Lifecycle Management) agar syarat legal terkelola.
  • ROI/TCO calculator untuk framing nilai.
  • Project & ticketing tools demi SLA dan customer success.
  • Customer intelligence (LinkedIn, laporan tahunan, berita industri) untuk contextual selling.

Anda tidak harus langsung “sempurna”, tetapi setiap investasi alat yang mempercepat kejelasan dan ketertelusuran akan kembali dalam bentuk win rate dan kepercayaan.

 

12) Pendekatan Learning by Doing untuk Gen Z Professional

Belajar B2B corporate sales paling efektif lewat kombinasi:

  • Kerangka → praktik → umpan balik.
    Pakai template, uji di akun nyata, minta deal review dari mentor, ulangi.
  • Shadowing & call listening.
    Mendengarkan rekaman/ikut rapat senior memberi intuisi atas ritme dan bahasa yang dipakai di dunia nyata.
  • Micro-improvement (Kaizen).
    Alih-alih mengejar “loncatan besar”, lakukan perbaikan kecil: satu discovery question yang lebih tajam, satu tabel ROI yang lebih jelas, satu follow-up yang lebih relevan. Hasilnya kumulatif.
  • Refleksi risiko.
    Biasakan mengajukan pertanyaan: “Apa yang bisa salah dari pihak kami?” Lalu siapkan mitigasinya sebelum klien menanyakannya.

 

13) Bagaimana Membaca Playbook Ini

Pendahuluan ini menyamakan peta dan bahasa. Setelah ini:

  • Bagian 1 – Fondasi B2B Corporate Sales
    Kita menyusun basik strategi, perencanaan, dan teknik: account-based, konsultatif, value & ROI, pipeline management, account planning, pricing dan proposal. Ini adalah “otot inti” Anda.
  • Bagian 2 – Sales & Procurement
    Kita bongkar cara kerja procurement, hubungan sehat sales–procurement, dan mengapa memahaminya mengubah win rate Anda.
  • Bagian 3 – Channel Corporate & Manajemen Risiko
    Kita bahas tantangan, keunggulan, plus-minus channel corporate, dan bagaimana memposisikan diri sebagai mitra mitigasi risiko (multi-sourcing, VMI, SLA, dsb).
  • Bagian 4 – Siklus Penjualan
    Sepuluh tahap siklus penjualan kita uraikan detail, beserta checklist aksi di setiap tahap agar Anda tahu apa yang harus dilakukan minggu ini.
  • Bagian 5 – Negosiasi
    Strategi dan teknik negosiasi modern: value-based, win-win, trade-off, risk-sharing, BATNA, anchoring, digital tools, dan skrip praktis yang sopan namun tegas.
  • Penutup
    Kita rangkum jadi kompas praktis untuk perjalanan karier Anda—dengan fokus pada pengembangan kompetensi jangka panjang: strategi, komunikasi, negosiasi, dan customer success.

 

14) Mini-Vinyet: Dua Cerita Singkat, Dua Nasihat Penting

Cerita 1 – Menang Angka, Kalah Proses
Seorang sales muda menang telak di demo: user jatuh hati, manajer setuju. Namun dokumen vendor tidak siap, kontrak butuh klausul keamanan data yang belum dimiliki, dan tenggat RFP lewat. Kalah pada higiene proses.

Pelajaran: kualitas solusi perlu diiringi kedewasaan operasional. Sales excellence tanpa operational excellence jarang bertahan.

Cerita 2 – Bukan Diskon, Melainkan Desain Nilai
Procurement meminta diskon 12%. Sales menawarkan 8% dengan syarat kontrak 3 tahun, implementasi bertahap untuk mengurangi risiko, dan performance guarantee yang mengikat kedua pihak. Disepakati. Klien tenang, vendor punya horizon pendapatan jelas.

Pelajaran: negosiasi efektif adalah desain kerja sama—bukan sekadar obral harga.

 

 

 

15) Apa yang Akan Anda Dapat Setelah Menamatkan Playbook Ini

  • Kompas strategi untuk menarget akun dan menyusun rencana yang realistis.
  • Bahasa bersama dengan procurement, finance, dan legal.
  • Toolkit praktis (kerangka & daftar periksa) untuk tiap tahap penjualan.
  • Kepercayaan diri untuk berdiskusi soal ROI, TCO, SLA, dan risiko—tanpa jargon kosong.
  • Kebiasaan profesional yang membuat Anda konsisten: deal hygiene, dokumentasi, dan follow-through.

Bagi Gen Z professional, kombinasi literasi digital + learning agility + disiplin proses adalah “cheat code” yang sah di B2B corporate. Anda bukan hanya bisa mengimbangi senior—Anda bisa mendahului jika konsisten mengeksekusi dasar-dasarnya dengan rapi.

 

16) Penutupan Pendahuluan: Tiga Kalimat Pengikat

  1. B2B corporate sales adalah permainan jangka panjang yang dimenangkan oleh strategi yang jernih, proses yang rapi, dan negosiasi yang berkelas.
  2. Procurement bukan lawan; ia adalah mekanisme perusahaan untuk membeli dengan aman. Mengerti bahasanya = memperbesar peluang Anda.
  3. Nilai & risiko adalah mata uang utama; siapa yang bisa membuktikan nilai sekaligus menurunkan risiko, dia yang paling sering memegang kontrak.

Selanjutnya, kita masuk ke Bagian 1 – Fondasi B2B Corporate Sales, tempat kita membangun otot inti: strategi, perencanaan, dan teknik yang membuat Anda relevan di mata user, procurement, dan manajemen—serta membuat pipeline Anda bergerak maju dengan mantap.

 

——-0——–

 

PENULIS

Doddy Ariesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst

Doddy is a sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.

Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale.

He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.

–0–

logo imtiyaz learnings

Desain Smart & Impactful Sales Training Program

Judul Sales Training

 

Desain Smart & Impactful Sales Training Program

 

Deskripsi

Pelatihan ini dirancang untuk memberikan keterampilan, pengetahuan, dan kreativitas kepada tim HR generasi muda dalam merancang program pelatihan sales yang efektif, engaging, dan berdampak tinggi. Mengambil inspirasi dari Jafra Development Training Program (JDT) yang terkenal dengan kombinasi gamification, experiential learning, dan clear milestone, peserta akan belajar menyusun kurikulum, silabus, metode, serta strategi implementasi yang sesuai dengan karakter Gen Z dan kebutuhan penjualan modern. Juga, dari berbagai industri seperti Edukasi, FMCG, Farmasi, Otomotif, dan sharing dari industri lainnya.

Manfaat

Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:

  1. Memahami filosofi dan desain JDT serta relevansinya untuk generasi penjual baru.
  2. Menyusun kurikulum sales training berbasis milestone dan pengalaman.
  3. Mengintegrasikan gamification untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta.
  4. Merancang kombinasi metode in-class training dan field coaching.
  5. Membuat rundown dan aktivitas pelatihan yang engaging bagi Gen Z sales team.
  6. Menyusun mekanisme evaluasi dan pengakuan (recognition) yang efektif.
Keunggulan
  • 1.      Berbasis Studi Kasus Nyata → dari Industri FMCG, Farmasi, Skincare, dan Otomotif serta sharing di industri lainnya.
  • 2.      Metode Hybrid → Menggabungkan teori, praktik, dan simulasi kreatif.
  • 3.      Gen Z Friendly → Menggunakan media digital, storytelling, dan desain visual menarik.
  • 4.      Gamified Learning → Leaderboard, challenge, badge, dan micro reward.
  • 5.      Toolkit Lengkap → Template kurikulum, silabus, dan activity plan siap pakai.
Skill
  1. Instructional Design for Sales Training
  2. Gamification Strategy
  3. Experiential Learning Facilitation
  4. Sales KPI Integration in Training
  5. Creative Training Activities for Gen Z
  6. Coaching & Mentoring Skills
Target Peserta Sales Training 
  1. HR & Learning Specialist
  2. Sales Capability Development Officer
  3. Training & Development Executive
  4. Sales Trainer
  5. Recruitment & Onboarding Specialist
  6. Gen Z HR team yang ingin meningkatkan kompetensi desain pelatihan
Durasi

2 Hari

Metode Sales Training 
  • Participative Learning;
  • Gamification;
  • Group Discussion;
  • Interactive Presentation;
  • Case Study;
  • Impactful Role Play;
  • Simulation;
  • Group Presentation.

 

contact marketing imtiyaz

Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan sales mencapai target penjualan perusahaan. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia sales dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.

Address:

H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps  –>> klik disini

Phone / Whatsapp :

0852 8350 0976 (DINI)  –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA)  –>> klik disini

Email:

dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com

Socmed:

LinkedIn : imtiyazlearningconsulting  –>> klik disini
Instagram :  imtiyazlearnings  –>> klik disini

SALES TRAINING

SALES TRAINING

SALES TRAINING

SALES TRAINING

SALES TRAINING

SALES TRAINING

SALES TRAINING

SALES TRAINING

SALES TRAINING

SALES TRAINING

Share to Learn

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top