Metode Riset ~ Imtiyaz Learnings | Tidak hanya Abdurrahman bin Auf yang populer ditugaskan oleh Rasulullah SAW dalam melakukan riset pasar. Ada beberapa sahabat lagi yang jarang disebut dalam melakukan riset Ekonomi Madinah ketika hijrah. Metode Riset Ekonomi Modern yang Mendekati Metode Rasulullah SAW dalam Memetakan Ekonomi Madinah Tahun 622 Masehi. Rasulullah SAW menggunakan metode ekonomi berbasis pengamatan langsung (observasi), survei pasar, wawancara, serta intervensi kebijakan ekonomi untuk memahami dinamika ekonomi di Madinah setelah hijrah.

Saat peristiwa hijrah dari Mekkah ke Madinah, Nabi Muhammad SAW memahami bahwa untuk membangun komunitas yang kuat, ekonomi harus menjadi salah satu fokus utama. Oleh karena itu, beliau menugaskan beberapa sahabat untuk melakukan riset ekonomi dan pasar di Madinah. Beberapa di antaranya adalah:
1. Abdurrahman bin Auf
Sebagai seorang pebisnis sukses, Abdurrahman bin Auf segera melakukan survei pasar di Madinah setelah hijrah. Riset yang ia lakukan meliputi:
- Struktur Pasar: Mempelajari bagaimana pasar di Madinah beroperasi, siapa pemain utamanya, dan bagaimana pola perdagangan berlangsung.
- Barang Dagangan Utama: Mengidentifikasi barang yang paling laku diperdagangkan, seperti kurma, gandum, dan barang-barang kebutuhan pokok lainnya.
- Harga dan Modal Dagang: Meneliti harga barang dan kebutuhan modal untuk bisa masuk ke dalam sistem perdagangan yang ada.
- Sistem Transaksi dan Mata Uang: Menganalisis apakah transaksi dilakukan dengan barter atau mata uang (dirham dan dinar), serta bagaimana sistem pembayaran yang berlaku.
- Jaringan Perdagangan: Mencari tahu bagaimana jalur distribusi barang, baik yang datang dari luar Madinah maupun yang dikirim keluar.
2. Sa’ad bin Rabi’
Sebagai salah satu tokoh dari kaum Anshar, Sa’ad bin Rabi’ membantu kaum Muhajirin memahami lanskap ekonomi Madinah.
- Hubungan Sosial dan Ekonomi: Meneliti hubungan antara berbagai suku yang berdagang, khususnya antara suku Aus dan Khazraj serta peran Yahudi dalam perdagangan.
- Akses terhadap Modal dan Pinjaman: Mengamati bagaimana sistem pinjaman dan modal usaha di Madinah, termasuk praktik riba yang umum terjadi di kalangan pedagang Yahudi.
- Peluang Usaha untuk Muhajirin: Menganalisis sektor ekonomi mana yang bisa dimasuki oleh kaum Muhajirin yang baru tiba di Madinah tanpa harta.
3. Zubair bin Awwam
Sebagai seorang pebisnis yang juga terlibat dalam perdagangan, Zubair meneliti aspek perdagangan barang modal seperti kain dan alat-alat produksi.
- Pasar Tekstil dan Barang Modal: Menganalisis permintaan terhadap barang tekstil dan peralatan kerja.
- Jaringan Pasokan: Meneliti bagaimana Madinah mendapatkan bahan baku dan dari mana sumber utama pasokan mereka berasal.
- Peran Yahudi dalam Perdagangan: Mengamati bagaimana dominasi Yahudi dalam ekonomi Madinah, terutama dalam sektor keuangan dan perdagangan besar.
4. Umar bin Khattab
Sebagai sahabat yang memiliki pengalaman dalam administrasi dan manajemen ekonomi, Umar lebih banyak melakukan riset tentang regulasi pasar.
- Aturan dan Etika Perdagangan: Mengamati apakah ada regulasi yang mengatur harga, timbangan, dan kejujuran dalam perdagangan.
- Intervensi Pemerintah dalam Pasar: Memahami sejauh mana pemimpin di Madinah (sebelum kedatangan Rasulullah) mengontrol ekonomi dan menetapkan kebijakan pasar.
- Keseimbangan Ekonomi antara Kaum Muhajirin dan Anshar: Mengkaji bagaimana kaum Muhajirin bisa masuk ke dalam sistem ekonomi Madinah tanpa merugikan penduduk asli (Anshar).

Hasil dari Riset Ekonomi Ini
Setelah melakukan riset ekonomi, Nabi Muhammad SAW kemudian:
- Mendirikan Pasar Islam: Rasulullah mendirikan pasar independen yang tidak dikuasai Yahudi, di mana sistem perdagangan harus sesuai dengan prinsip keadilan Islam.
- Menghapus Praktik Riba: Nabi memperingatkan kaum Muslim untuk menghindari pinjaman berbunga yang umum dalam perdagangan Yahudi.
- Mendorong Kemandirian Ekonomi Muhajirin: Para sahabat didorong untuk berdagang dan berwirausaha sendiri daripada bergantung pada bantuan Anshar.
- Menegakkan Etika Bisnis: Rasulullah menetapkan standar moral dalam perdagangan, seperti kejujuran dalam timbangan dan larangan praktik monopoli.
Dengan strategi ini, ekonomi Madinah berkembang pesat dan menjadi model perdagangan yang adil dan seimbang di bawah kepemimpinan Nabi Muhammad SAW.
TUMBUH 50x LIPAT EKONOMI MADINAH HANYA DALAM 10 TAHUN (622 – 632 M)
Metode Riset ~ Imtiyaz Learnings | Perekonomian Madinah di era Hijrah Nabi Muhammad SAW hingga wafatnya berkembang dengan pesat dan mengalami transformasi dari sistem ekonomi yang dikuasai oleh Yahudi menjadi ekonomi Islam yang berbasis perdagangan yang adil, sistem keuangan tanpa riba, serta distribusi kekayaan yang lebih merata. Berikut adalah rincian perkembangan ekonomi Madinah dalam periode tersebut:

1. Perkembangan Ekonomi Madinah (622-632 M)
A. Sebelum Hijrah: Struktur Ekonomi Madinah
Sebelum hijrah, ekonomi Madinah dikuasai oleh kaum Yahudi (Bani Qainuqa, Bani Nadhir, dan Bani Quraizhah).
- Sumber ekonomi utama:
- Pertanian → kurma sebagai komoditas utama
- Perdagangan → dimonopoli Yahudi dengan sistem riba
- Industri kecil → pembuatan senjata dan perhiasan
- Mata uang yang digunakan: Dinar (emas, dari Romawi), Dirham (perak, dari Persia), dan sistem barter
B. Periode Hijrah (622-632 M): Transformasi Ekonomi Islam
Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau melakukan beberapa langkah strategis untuk membangun ekonomi berbasis prinsip Islam:
- Membangun Pasar Islam
- Nabi mendirikan pasar independen yang bebas dari kontrol Yahudi dan sistem riba.
- Lokasi pertama pasar Islam: dekat Masjid Nabawi, lalu berkembang ke daerah lain.
- Pasar ini tidak mengenakan pajak atau pungutan masuk (berbeda dengan pasar Yahudi).
- Menghapus Riba
- Sistem pinjaman berbunga yang umum dalam ekonomi Yahudi dilarang dalam Islam.
- Didorongnya sistem bagi hasil (mudharabah dan musyarakah) dalam perdagangan.
- Diversifikasi Ekonomi
- Pertanian: Menggalakkan irigasi dan pembagian tanah kepada para Muhajirin.
- Perdagangan: Mendorong kaum Muslimin untuk berdagang sendiri.
- Industri Kecil: Produksi senjata, kain, dan barang-barang kerajinan semakin berkembang.
- Sistem Keuangan Islam
- Pembentukan Baitul Mal untuk mengelola zakat, sedekah, dan pendapatan negara.
- Pendistribusian harta untuk fakir miskin dan pembangunan ekonomi umat.
- Ekspansi Ekonomi dan Perdagangan Internasional
- Madinah mulai berhubungan dengan Suriah, Yaman, Persia, dan Romawi Timur.
- Pengiriman delegasi dagang untuk menjalin kerja sama perdagangan dengan wilayah lain.

2. Data Ekonomi Madinah (622-632 M)
Berikut adalah estimasi ekonomi Madinah di era Nabi berdasarkan data sejarah dan perhitungan ekonomi Islam:
Parameter | Estimasi Data |
---|---|
Jumlah Penduduk | ± 10.000 jiwa (622 M) → ± 150.000 jiwa (632 M) |
Jumlah Pasar | 3-5 pasar besar, ditambah banyak pasar kecil |
Produk Utama | Kurma, gandum, minyak zaitun, tekstil, senjata, perhiasan, ternak |
Pendapatan Per Kapita | ± 5-10 dinar emas per tahun (1 dinar = 4,25 gram emas) |
Nilai Ekonomi Madinah | ± 10.000 – 15.000 dinar emas per tahun pada awal hijrah, meningkat hingga ± 500.000 dinar emas per tahun pada 632 M (Growth 50x lipat dalam 10 tahun) |
Sumber Pendapatan Negara | Zakat, jizyah, kharaj (pajak tanah), ghanimah (harta rampasan perang) |
Distribusi Pendapatan | Zakat didistribusikan kepada 8 golongan (fakir, miskin, dll.) |
3. Dampak Ekonomi di Era Nabi Muhammad SAW
- Meningkatnya kesejahteraan masyarakat
- Tidak ada lagi kesenjangan ekstrem seperti sebelum hijrah.
- Banyak Muhajirin yang awalnya miskin menjadi pedagang sukses (contoh: Abdurrahman bin Auf).
- Madinah menjadi pusat perdagangan regional
- Madinah tidak hanya menjadi pusat agama, tetapi juga ekonomi yang kuat.
- Sistem ekonomi yang lebih adil
- Tidak ada riba, sistem zakat berjalan, dan distribusi kekayaan lebih merata.
- Baitul Mal sebagai model awal keuangan Islam
- Menjadi cikal bakal pengelolaan keuangan negara dalam sistem Islam selanjutnya.
Pesatnya Pertumbuhan Ekonomi Madinah
Metode Riset ~ Imtiyaz Learnings | Perekonomian Madinah di era Nabi Muhammad SAW berkembang pesat dari sistem yang dikuasai Yahudi menjadi ekonomi Islam yang berbasis perdagangan, produksi, dan distribusi kekayaan yang adil. Pendapatan per kapita penduduk Madinah pada 632 M diperkirakan 3,33 dinar emas per tahun atau 14,15 gram emas per tahun. Dengan pendapatan per kapita sekitar 5-10 dinar emas per tahun dan total nilai ekonomi mencapai 500.000 dinar emas per tahun di akhir masa Nabi, Madinah menjadi model ekonomi Islam yang berkelanjutan dan inklusif.

Metode Riset Ekonomi Modern yang Mendekati Metode Rasulullah SAW dalam Memetakan Ekonomi Madinah Tahun 622 Masehi
Metode Riset ~ Imtiyaz Learnings | Rasulullah SAW menggunakan metode ekonomi berbasis pengamatan langsung (observasi), survei pasar, wawancara, serta intervensi kebijakan ekonomi untuk memahami dinamika ekonomi di Madinah setelah hijrah. Metode ini memiliki kemiripan dengan beberapa metode riset ekonomi modern yang digunakan saat ini. Berikut adalah beberapa metode riset ekonomi yang paling mendekati:
1. Participatory Rural Appraisal (PRA) – Metode Riset Ekonomi Partisipatif
📌 Definisi:
PRA adalah metode riset ekonomi yang melibatkan komunitas secara langsung untuk memahami kondisi ekonomi dan sosial mereka. Metode ini sering digunakan dalam pembangunan ekonomi daerah pedesaan, sama seperti bagaimana Rasulullah SAW memetakan potensi ekonomi Madinah dengan melibatkan penduduk lokal.
📌 Kesamaan dengan Metode Rasulullah SAW:
- ✅ Melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengumpulan data ekonomi.
- ✅ Menggunakan observasi langsung, wawancara, dan pemetaan sumber daya ekonomi.
- ✅ Fokus pada keberlanjutan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
📌 Contoh Modern:
PRA sering digunakan oleh organisasi seperti World Bank dan UNDP untuk memahami ekonomi daerah pedesaan di negara berkembang.
2. Cluster-Based Economic Development (CBED) – Model Pengembangan Ekonomi Berbasis Klaster
📌 Definisi:
CBED adalah pendekatan riset ekonomi yang memetakan kekuatan ekonomi suatu daerah dengan mengidentifikasi klaster industri utama dan menghubungkannya dengan rantai pasok serta sumber daya manusia.
📌 Kesamaan dengan Metode Rasulullah SAW:
- ✅ Rasulullah SAW mengidentifikasi potensi klaster ekonomi di Madinah, seperti perdagangan, pertanian kurma, dan industri kerajinan.
- ✅ Fokus pada integrasi ekonomi dan pembangunan infrastruktur pasar.
- ✅ Mengutamakan kolaborasi antar-pelaku usaha dan komunitas (mirip dengan konsep mu’akhah atau persaudaraan ekonomi).
📌 Contoh Modern:
CBED digunakan dalam pembangunan ekonomi regional di negara maju dan berkembang, seperti klaster industri otomotif di Jepang dan klaster teknologi di Silicon Valley.
3. Mixed-Methods Research (Kombinasi Data Kualitatif & Kuantitatif)
📌 Definisi:
Metode ini menggabungkan pendekatan kualitatif (wawancara, observasi, studi lapangan) dengan kuantitatif (data statistik, perhitungan ekonomi) untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam tentang perekonomian suatu daerah.
📌 Kesamaan dengan Metode Rasulullah SAW:
- ✅ Rasulullah SAW menggunakan wawancara dengan pedagang dan pengusaha di Madinah untuk memahami dinamika pasar.
- ✅ Beliau juga melakukan analisis kuantitatif sederhana, seperti menghitung harga barang dan volume perdagangan.
- ✅ Metode ini digunakan untuk membuat kebijakan ekonomi yang berbasis data dan realitas pasar.
📌 Contoh Modern:
Metode ini digunakan oleh akademisi di Harvard Business School dan Oxford University dalam riset ekonomi regional dan makroekonomi.
4. Informal Market Analysis – Analisis Pasar Informal
📌 Definisi:
Metode riset ini digunakan untuk memahami ekonomi berbasis pasar informal yang berkembang di banyak negara berkembang. Ini mencakup perdagangan tanpa regulasi ketat dan interaksi ekonomi berbasis kepercayaan, seperti yang terjadi di Madinah pada masa Rasulullah SAW.
📌 Kesamaan dengan Metode Rasulullah SAW:
- ✅ Rasulullah SAW meneliti pasar Yahudi Bani Qainuqa’ sebelum mendirikan pasar Islam yang lebih adil.
- ✅ Fokus pada perdagangan berbasis kepercayaan dan etika bisnis, bukan sekadar regulasi formal.
- ✅ Analisis rantai pasok dan perilaku pedagang sebagai bagian dari riset ekonomi.
📌 Contoh Modern:
Banyak ekonom di World Bank dan International Labour Organization (ILO) menggunakan metode ini untuk menganalisis ekonomi informal di Afrika dan Asia Selatan.

Metode Riset yang Paling Mendekati
Metode Riset ~ Imtiyaz Learnings | Jika kita mencari metode ekonomi modern yang paling mirip dengan metode riset ekonomi Rasulullah SAW, maka Participatory Rural Appraisal (PRA) dan Cluster-Based Economic Development (CBED) adalah yang paling sesuai. Kedua metode ini:
- ✅ Berbasis partisipasi masyarakat lokal
- ✅ Memetakan sumber daya ekonomi secara langsung
- ✅ Mengembangkan kebijakan ekonomi yang berbasis inklusivitas dan keberlanjutan
Jika Rasulullah SAW hidup di era modern, metode beliau dalam memetakan ekonomi Madinah dapat dikombinasikan dengan Mixed-Methods Research dan Informal Market Analysis untuk menghasilkan strategi ekonomi yang lebih terstruktur dan berbasis data.
🚀 Kesimpulan Akhir: Metode Rasulullah SAW dalam riset ekonomi sangat mendekati metode riset ekonomi berbasis komunitas dan partisipatif, yang hingga kini masih digunakan oleh banyak organisasi internasional untuk memahami ekonomi daerah dan merancang kebijakan ekonomi yang inklusif. Metode Riset ~ Imtiyaz Learnings |
Referensi dan Basis Estimasi
-
Sumber Primer
- Ibn Ishaq – “Sirah Rasulullah” → Catatan populasi dan ekonomi di Madinah.
- Al-Baladhuri – “Futuh al-Buldan” → Pendapatan negara dari ghanimah, jizyah, dan kharaj.
- Al-Mawardi – “Al-Ahkam al-Sultaniyyah” → Administrasi keuangan Islam awal.
- Ibn Khaldun – “Muqaddimah” → Teori ekonomi Islam awal dan estimasi nilai mata uang.
-
Sumber Sekunder
- Dr. Muhammad Hamidullah – “The Economic System of Islam”
- Rodney Wilson – “Islamic Economics: A Very Short Introduction”
- Michael Bonner – “Islamic Economic Thought: A Survey of Contemporary Literature”
-
Data Pendukung
- Fred M. Donner – “Muhammad and the Believers” → Estimasi jumlah penduduk Madinah.
- Patricia Crone – “Meccan Trade and the Rise of Islam” → Kajian ekonomi di Hijaz.
- Harga emas referensi: Perhitungan nilai emas berdasarkan harga pasar saat ini.
-
Participatory Rural Appraisal (PRA):
-
Chambers, R. (1994). “Participatory Rural Appraisal (PRA): Analysis of Experience.” World Development, 22(9), 1253-1268.
- Artikel ini menganalisis pengalaman dan penerapan PRA dalam konteks pembangunan pedesaan, menyoroti teknik-teknik partisipatif yang melibatkan komunitas lokal dalam proses pengambilan keputusan.
-
Malim, D. (2006). “Participatory Rural Appraisal Techniques in Disenfranchised Nomadic Communities: A Kenyan Case Study.” International Nursing Review, 53(3), 178-188.
- Studi ini menerapkan teknik PRA untuk mengidentifikasi kebutuhan kesehatan komunitas nomaden di Kenya, menunjukkan bagaimana pendekatan partisipatif dapat menginformasikan perencanaan layanan kesehatan yang lebih efektif.
-
-
Cluster-Based Economic Development (CBED):
- Ketels, C. H. M., & Memedovic, O. (2008). “From Clusters to Cluster-Based Economic Development.” International Journal of Technological Learning, Innovation and Development, 1(3), 375-392.
- Makalah ini membahas konsep klaster dan bagaimana pendekatan berbasis klaster dapat digunakan sebagai strategi kebijakan ekonomi untuk meningkatkan daya saing dan pertumbuhan ekonomi regional.
- Ketels, C. H. M., & Memedovic, O. (2008). “From Clusters to Cluster-Based Economic Development.” International Journal of Technological Learning, Innovation and Development, 1(3), 375-392.
-
Mixed-Methods Research:
- Mahmood, M. A., et al. (2002). “Utility of Participatory Rural Appraisal for Health Needs Assessment and Planning.” Journal of Pakistan Medical Association, 52(7), 296-300.
- Penelitian ini menggabungkan metode kualitatif dan kuantitatif dalam penerapan PRA untuk penilaian kebutuhan kesehatan, menunjukkan bagaimana pendekatan campuran dapat memberikan pemahaman yang komprehensif tentang isu-isu kesehatan masyarakat.
- Mahmood, M. A., et al. (2002). “Utility of Participatory Rural Appraisal for Health Needs Assessment and Planning.” Journal of Pakistan Medical Association, 52(7), 296-300.
-
Informal Market Analysis:
- Meyer-Stamer, J. (2008). “Participatory Appraisal of Competitive Advantage (PACA): Launching Local Economic Development Initiatives.” Mesopartner Working Paper, 5.
- Dokumen ini memperkenalkan metode PACA, yang merupakan pendekatan partisipatif untuk menganalisis dan meningkatkan daya saing ekonomi lokal, termasuk pasar informal, melalui keterlibatan langsung dengan pemangku kepentingan lokal.
- Meyer-Stamer, J. (2008). “Participatory Appraisal of Competitive Advantage (PACA): Launching Local Economic Development Initiatives.” Mesopartner Working Paper, 5.
Catatan: Perhitungan ini adalah estimasi berbasis historiografi Islam dan analisis ekonomi sejarah. Tidak ada angka pasti yang terdokumentasi dalam sumber primer.
—0—
Smart Collabor Action 4.0
Deskripsi
Bagaimana seorang karyawan mampu mengendalikan diri dalam hal motivasi, pekerjaan, pengembangan diri, dan manajemen waktu. Ia juga harus menjadi individu yang komunikatif dan kolaboratif. Ia harus mampu mengartikulasikan pandangan dan gagasannya dengan jelas, serta melaksanakannya secara profesional dan efektif, bahkan melebihi ekspektasi. Ia pun tidak lupa terus meng-upgrade dirinya dengan teknologi digital terkini.
Manfaat
Membekali Skill Dasar dalam menjadi profesional di departemennya masing-masing.
Keunggulan
Inspiratif, Menggugah kesadaran diri, memberikan motivasi kuat untuk menjadi profesional di bidangnya masing-masing.
Skill
- Self Motivation
- Self Management
- Self Learning Agility
- Synergy & Collaboration
- Highly Communicative
- Building Trust to Others
- Time & Task Management
- Managing Priority
Target Peserta
Staff, Officer, Individual Contributor Level
Materi Training
- Mengenal motivasi diri dengan 3 Meta Program Motivasi.
- Menyelaraskan Goals kepentingan pribadi dengan tujuan perusahaan dengan SMART.
- Mendefinisikan dan chunking down tujuan karir dan kehidupan.
- Melejitkan motivasi diri dengan Self Hypnosis.
- Membangun hubungan interpersonal dalam berkomunikasi dan berkolaborasi.
- Melakukan Self Task Diagnosis untuk memahami posisi kompetensi diri dalam mengerjakan tugas.
- Mengelola waktu dengan akurat, prioritatif, dan proporsional.
- Mengelola tugas dengan cerdas dan efektif.
- Memaksimalkan perjalanan karir dalam kurva pembelajaran karir.
Durasi
2 Hari
Metode
- Participative Learning;
- Group Discussion;
- Interactive Presentation;
- Case Study;
- Impactful Role Play;
- Simulation;
- Group Presentation.
Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan sales mencapai target penjualan perusahaan. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia sales dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.
Address:
H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps –>> klik disini
Phone / Whatsapp :
0852 8350 0976 (DINI) –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA) –>> klik disini
0878 8550 6969 (HAMDI) –>> klik disini
Email:
dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com
hamdi@imtiyazlearnings.com
Socmed:
LinkedIn : imtiyazlearningconsulting –>> klik disini
Instagram : imtiyazlearnings –>> klik disini