Next-Gen Leadership Training: Panduan Situational Leadership yang Cocok untuk Tim Multigenerasi

Leadership training ~ Imtiyaz Learning Consulting | Kamu mungkin pernah merasa bingung saat bosmu tiba-tiba berubah gaya—kadang super detail, kadang cuek, kadang ngajak diskusi, kadang langsung kasih tugas. Tenang, bukan karena beliau moody (meskipun bisa jadi iya 😅), tapi bisa jadi beliau sedang menerapkan Situational Leadership.

Dalam dunia kerja modern, apalagi di tengah perubahan yang cepat dan tim yang makin beragam, gaya kepemimpinan harus adaptif. Nggak bisa lagi pakai “satu gaya cocok untuk semua orang.” Di sinilah muncul dua teori besar: Situational Leadership versi Hersey & Blanchard, dan versi upgrade-nya, Situational Leadership II dari Ken Blanchard.

Nah, sebagai Gen Z profesional yang ingin berkembang (dan mungkin jadi pemimpin juga), penting banget buat kamu memahami perbedaan keduanya. Bukan cuma biar kamu bisa “membaca” atasanmu, tapi juga biar kamu bisa memimpin dengan cara yang lebih relevan, manusiawi, dan strategis.

Dunia Kerja yang Dinamis Butuh Pemimpin yang Fleksibel

Dalam dunia kerja modern—khususnya di era Gen Z profesional—kita tidak bisa lagi mengandalkan satu gaya kepemimpinan tunggal. Tim yang beragam, proyek yang berubah cepat, dan tuntutan kerja yang dinamis menuntut seorang pemimpin untuk adaptif dan responsif terhadap kondisi tim.

adaptive flexible leadership ~ leadership training
adaptive flexible leadership ~ leadership training

Dua teori kepemimpinan yang menjawab tantangan ini adalah:

  1. Situational Leadership karya Paul Hersey & Ken Blanchard, dan
  2. Situational Leadership II (SLII) yang dikembangkan lebih lanjut oleh Ken Blanchard.

Walau sama-sama mengusung konsep kepemimpinan yang fleksibel, keduanya memiliki pendekatan, bahasa, dan orientasi yang berbeda. Artikel ini akan mengulas persamaan, perbedaan, akar sejarah, dan aplikasinya dalam dunia kerja, khususnya bagi kamu—Gen Z profesional yang ingin jadi pemimpin masa depan.

 

Apa Itu Situational Leadership?

Situational Leadership adalah teori yang menyatakan bahwa gaya kepemimpinan harus disesuaikan dengan tingkat kesiapan (readiness) atau perkembangan (development) orang yang dipimpin. Tidak semua orang bisa dipimpin dengan cara yang sama, karena tiap individu punya tingkat kompetensi dan motivasi yang berbeda-beda.

 

Sekilas Sejarah: Dari “Life Cycle” Menuju “SLII”

Konsep ini awalnya dikembangkan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard pada akhir 1960-an dengan nama “Life Cycle Theory of Leadership”. Mereka menyederhanakan kepemimpinan menjadi dua perilaku utama:

  1. Directive Behavior – seberapa banyak pemimpin memberikan arahan.
  2. Supportive Behavior – seberapa besar pemimpin memberikan dukungan dan empati.

Namun di tahun 1980-an, keduanya berpisah. Hersey mempertahankan model awal dan menyebutnya Situational Leadership I, sedangkan Blanchard mengembangkan versi barunya yang lebih praktis dan modern, dikenal sebagai Situational Leadership II (SLII).

 

Persamaan Inti

Walaupun lahir dari jalur berbeda, keduanya memiliki fondasi yang sama:

Dimensi Kesamaan
Fleksibilitas Gaya Kepemimpinan harus berubah sesuai kebutuhan individu atau tim.
Dua Dimensi Utama Arahan (directive) dan Dukungan (supportive) adalah komponen utama gaya kepemimpinan.
Empat Gaya Kepemimpinan S1: Directing/Telling, S2: Coaching/Selling, S3: Supporting/Participating, S4: Delegating
Fokus pada Individu Pemimpin harus bisa membaca situasi dan kesiapan tiap orang, bukan hanya memimpin secara seragam.

 

Perbedaan Utama: Performance Readiness vs Development Level

Model Hersey & Blanchard (Situational Leadership I)

Model ini fokus pada Performance Readiness, yang terdiri dari:

  • R1: Tidak mampu dan tidak mau
  • R2: Tidak mampu tapi mau
  • R3: Mampu tapi tidak mau atau tidak yakin
  • R4: Mampu dan mau

Dari sini, pemimpin menyesuaikan gaya memimpinnya:

  • S1 (Telling): Untuk R1 → Arahan tinggi, dukungan rendah.
  • S2 (Selling): Untuk R2 → Arahan tinggi, dukungan tinggi.
  • S3 (Participating): Untuk R3 → Arahan rendah, dukungan tinggi.
  • S4 (Delegating): Untuk R4 → Arahan rendah, dukungan rendah.

Model SLII (Ken Blanchard)

SLII lebih modern dan praktis untuk dunia kerja sekarang. Fokusnya adalah pada Development Level, terdiri dari:

  • D1: Rendah kompetensi, tinggi komitmen
  • D2: Kompetensi meningkat, komitmen menurun
  • D3: Kompeten, tapi komitmen fluktuatif
  • D4: Sangat kompeten dan berkomitmen tinggi

Gaya memimpinnya:

  • S1 (Directing): Untuk D1
  • S2 (Coaching): Untuk D2
  • S3 (Supporting): Untuk D3
  • S4 (Delegating): Untuk D4

Apa Bedanya Secara Filosofis?

Aspek SL (Hersey & Blanchard) SLII (Ken Blanchard)
Bahasa Lebih akademik dan generik Lebih personal, emosional, dan aplikatif
Orientasi Cocok untuk pendidikan dan pelatihan dasar Cocok untuk dunia kerja modern, coaching, dan agile environment
Pendekatan Pemimpin Top-down, fokus pada tugas Kolaboratif, fokus pada pertumbuhan dan relasi
Model Relasi Pemimpin sebagai pemberi arahan Pemimpin sebagai mitra pengembangan
leadership training ~ situational leadership
leadership training ~ situational leadership

Beberapa Kemungkinan Penerapannya di Dunia Kerja: 4 Profil, 4 Pendekatan

🧑‍💻 1. Intern Baru

  • SL: R1 → S1 (Telling)
  • SLII: D1 → S1 (Directing)
  • Praktik: Pemimpin memberi instruksi detail, memantau pekerjaan harian, dan memberi umpan balik cepat.

🧑‍🎓 2. Junior Staff (3-6 bulan)

  • SL: R2 → S2 (Selling)
  • SLII: D2 → S2 (Coaching)
  • Praktik: Gabungan antara pembelajaran teknis dan membangun motivasi, sambil melatih kepercayaan diri.

👩‍💼 3. Staff Berpengalaman Tapi Burnout

  • SL: R3 → S3 (Participating)
  • SLII: D3 → S3 (Supporting)
  • Praktik: Pemimpin mendengar keluhan, memberi ruang diskusi, dan membantu mengatasi keraguan pribadi.

👨‍🔧 4. Supervisor Mandiri

  • SL: R4 → S4 (Delegating)
  • SLII: D4 → S4 (Delegating)
  • Praktik: Tugas diserahkan sepenuhnya, pemimpin hanya memantau hasil dan menjadi mitra diskusi strategis.

Kapan Menggunakan Model yang Mana?

Tujuan Gunakan Model
Pelatihan dasar supervisor Situational Leadership I
Manajemen kinerja dan coaching SLII
Transformasi budaya organisasi SLII
Workshop leadership 1 hari Situational Leadership I
Implementasi jangka panjang SLII

 

Insight Buat Gen Z Profesional

Sebagai Gen Z yang aktif, tech-savvy, dan menghargai hubungan kerja yang sejajar, kamu akan lebih cocok dengan SLII karena:

  • Bahasanya relatable dan fokus pada pertumbuhan pribadi.
  • Memungkinkan komunikasi terbuka dua arah.
  • Cocok untuk budaya kerja agile dan remote.

Namun, SL klasik tetap penting sebagai fondasi logika kepemimpinan adaptif. Pahami keduanya, dan kamu akan siap jadi pemimpin masa depan yang versatile dan empowering.

 

Kepemimpinan adalah Seni Menyesuaikan Diri

Menjadi pemimpin bukan soal memaksakan gaya kita ke tim, tapi soal membaca kebutuhan mereka dan menyesuaikan cara kita mendukung pertumbuhan mereka. Baik kamu menggunakan pendekatan Hersey-Blanchard atau SLII, intinya tetap sama:

“Pemimpin hebat adalah mereka yang tahu kapan harus memberi arahan, kapan harus mendukung, dan kapan harus membiarkan orang lain bersinar.”

 

Situational Leadership I Hersey Blanchard ~ leadership training
Situational Leadership I Hersey Blanchard ~ leadership training
  1. Gambar pertama: Situational Leadership I (Hersey & Blanchard) — fokus pada Leadership Style dan Performance Readiness
Situational Leadership II Ken Blanchard ~ leadership training
Situational Leadership II Ken Blanchard ~ leadership training
  1. Gambar kedua: Situational Leadership II (Ken Blanchard) — fokus pada Leadership Style dan Development Level

 

A. SEJARAH & AKAR FILOSOFIS

Aspek Penjelasan
Awal Mula Diciptakan oleh Paul Hersey dan Ken Blanchard pada akhir 1960-an, awalnya dikenal sebagai Life Cycle Theory of Leadership.
Perpecahan Konsep Di tahun 1980-an, Ken Blanchard mengembangkan modelnya sendiri (SLII) yang lebih praktis untuk coaching & performance management, sementara Hersey mempertahankan versi awal dengan istilah Performance Readiness.
Filosofi Dasar Pemimpin efektif menyesuaikan gaya kepemimpinannya berdasarkan kesiapan, kompetensi, dan komitmen orang yang dipimpinnya. Tidak ada satu gaya yang cocok untuk semua.

 

B. PERSAMAAN INTI

Dimensi Kesamaan
Fleksibilitas Keduanya menekankan bahwa gaya kepemimpinan tidak boleh statis, melainkan harus fleksibel tergantung situasi dan orang.
2 Dimensi Gaya Keduanya menggunakan Directive Behavior (task-focused) dan Supportive Behavior (relationship-focused) untuk menentukan gaya.
4 Gaya Kepemimpinan Kedua model mengusung gaya:

  • S1: Directing/Telling
  • S2: Coaching/Selling
  • S3: Supporting/Participating
  • S4: Delegating
Tujuan Utama Untuk mengembangkan karyawan dan meningkatkan efektivitas melalui pendekatan kepemimpinan yang adaptif.

 

C. PERBEDAAN UTAMA

Aspek Situational Leadership I (Hersey & Blanchard) Situational Leadership II (Ken Blanchard)
Fokus Diagnostik Performance Readiness (R1–R4): kombinasi dari ability + willingness Development Level (D1–D4): kombinasi dari competence + commitment
Terminologi Level R1 – R4 (Readiness Level) D1 – D4 (Development Level)
Gaya Penamaan Telling, Selling, Participating, Delegating Directing, Coaching, Supporting, Delegating
Hubungan Pemimpin–Tim Lebih top-down, fokus pada task vs relationship Lebih partnership-driven, fokus pada goal setting, trust, dan coaching
Struktur Model Lebih linear dan klasikal Lebih interaktif dan berbasis percakapan
Framework Tambahan Tidak banyak mendetailkan komunikasi Mengintegrasikan Performance Conversations, SMART goals, dan Growth Path

 

D. ILUSTRASI APLIKASI DI DUNIA BISNIS

Contoh Kasus: Manajer Memimpin 4 Jenis Anggota Tim

Tipe Anggota Tim Kondisi Model Hersey & Blanchard Model SLII Blanchard
Intern baru Belum kompeten, antusias R1 → S1: Telling D1 → S1: Directing
Junior staff Mampu terbatas, kehilangan motivasi R2 → S2: Selling D2 → S2: Coaching
Staff berpengalaman Mampu tapi kurang percaya diri R3 → S3: Participating D3 → S3: Supporting
Senior mandiri Mampu dan percaya diri R4 → S4: Delegating D4 → S4: Delegating

 

E. APLIKASI STRATEGIS DALAM BISNIS MODERN

Area Bisnis SL (Hersey & Blanchard) SLII (Ken Blanchard)
Pelatihan Dasar Supervisor Mudah digunakan, cocok untuk mengenalkan variasi gaya memimpin Cocok untuk pelatihan lanjutan, fokus pada pengembangan karyawan
Performance Management Fokus pada pencocokan gaya dengan tugas Sangat efektif karena fokus pada percakapan performa & pengembangan
Coaching Karyawan Terbatas dalam alat coaching Menekankan coaching conversations, trust, dan empowerment
Transformasi Budaya Kurang cocok untuk organisasi agile Relevan untuk organisasi modern, agile, dan kolaboratif
Generasi Milenial & Gen Z Kurang personal Lebih human-centered dan growth-oriented
situational leadership ~ leadership training
situational leadership ~ leadership training

F. REKOMENDASI PENGGUNAAN

Tujuan Anda Gunakan Model
Pelatihan kepemimpinan dasar Situational Leadership I
Membangun budaya coaching dan ownership Situational Leadership II
Meningkatkan engagement dan performa SLII dengan coaching framework
Memimpin tim lintas fungsi & generasi SLII karena lebih adaptif

 

Comparison 2 Situational Leadership Model ~ leadership training
Comparison 2 Situational Leadership Model ~ leadership training

KESIMPULAN AKHIR

🔹 Situational Leadership I cocok untuk membangun kesadaran awal kepemimpinan adaptif.
🔹 Situational Leadership II adalah evolusi modern yang berfokus pada coaching, komunikasi, dan pertumbuhan karyawan.

Keduanya relevan — namun SLII lebih cocok untuk dunia kerja saat ini yang agile, kolaboratif, dan berorientasi pada people development.

PENULIS

Doddy Ariesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst

Doddy is a leadership and sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.

Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale.

He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.

–0–

logo imtiyaz learnings

Agile Leadership 4.0

Judul Training

Agile Leadership 4.0

Deskripsi

Bagaimana memimpin tim di era industry 4.0 dengan pendekatan yang lebih humanis dan tech savvy, dengan kata lain menerapkan konsep high touch leadership yang fleksibel dan humanis, tanpa melupakan pengasahan diri leader dengan teknologi digital terkini.

Manfaat

Membekali para Leader dengan skill kepemimpinan yang efektif, humanis, dan digital updated.

Keunggulan

Ilmu kepemimpinan yang praktikal, mudah dipahami, mudah diterapkan kepada semua jenis anggota tim dengan pendekatan yang humanis dan digitally updated, utilisasi teknologi artificial intelligence.

Skill

Team member state diagnosis, agile and flexible leadership, high performance partnering, leadership transparency, leadership with integrity, humanist leadership.

Target Peserta

Leader, Manager, Director, Vice President, General Manager, C-Level

Materi Training
  1. Agile Leadership Concept
  2. Building Trust to team member
  3. Humanist Leadership
  4. Team member state diagnosis
  5. Agile flexible leadership
  6. Higly effective partnering.
Durasi

2 Hari

Metode
  • Participative Learning;
  • Group Discussion;
  • Interactive Presentation;
  • Case Study;
  • Impactful Role Play;
  • Simulation;
  • Group Presentation.

 

contact marketing imtiyaz

Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 dan AGILE LEADERSHIP 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan baik di bidang sales ataupun diluarnya agak mampu mencapai target perusahaan, tanpa meninggalkan identitas mereka sebagai pemimpin sejati. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia profesional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.

Address:

H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps  –>> klik disini

Phone / Whatsapp :

0852 8350 0976 (DINI)  –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA)  –>> klik disini

Email:

dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com

Socmed:

LinkedIn : imtiyaz learnings  –>> klik disini
Instagram :  imtiyaz learnings  –>> klik disini

 

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

leadership training

Share to Learn

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top