Belajar Dari Gubernur Musa Di Usia Pensiun – Mungkin sebagian kita belum familiar dengan nama tokoh Musa, kebanyakan kita kenal dengan nama “Kolonel” Sanders yang memulai pemasaran ayam KFC di usia 49 tahun. Dan, baru di usia 62 tahun, ada satu restoran milik temannya yang menjadi franchise KFC pertama.
Berbeda dengan Musa yang nama lengkapnya Musa bin Nusair. Beliau diangkat menjadi Gubernur Afrika oleh Sultan Al Walid I dari dinasti Umayah. Saat itu, kondisi afrika, khususnya Afrika Utara sangatlah tidak stabil secara ekonomi, sosial, dan politik. Musa melakukan mengamati apa yang jadi penyebabnya kondisi tersebut. Ia pun menemukan beberapa penyebabnya antara lain :
1. Terlalu cepatnya ekspansi wilayah dari satu tempat ke tempat lain.
2. Kurang adanya visi untuk membangun masyarakat setempat.
3. Kurangnya keterlibatan penduduk lokal dalam pembangunan.
4. Pendidikan yang kurang kepada penduduk lokal akan visi tersebut.
5. Tidak ada tokoh penduduk lokal yang mampu mengusung visi tersebut.
Berdasarkan observasi ini, kemudian beliau mulai membangun secara bertahap, bukan dengan mengirim pasukan untuk melakukan ekspansi wilayah. Namun, beliau meminta kepada Sultan Al Walid I untuk mengirimkan para professor dan kaum cendekiawan untuk mendidik penduduk Afrika bagian Utara saat itu. Cepat tapi pasti hanya dalam waktu kurang dari 1 dekade saja. Di usia Musa yang sudah tidak lagi muda, 70 tahun. Ia sudah bisa mencetak dua tokoh besar disamping tokoh-tokoh lainnya dari penduduk lokal Afrika Utara saat itu, keduanya adalah Tharif bin Malik dan Thariq bin Ziyad.
Baca juga : Leadership Training
Tercapailah Kestabilan wilayah Afrika Utara, yang dalam peta modern meliputi Libya, Tunisia, Al Jazair, dan Maroko. Bahkan tidak lama setelah itu, melihat keadilan dan pembangunan Afrika Utara yang luar biasa, ada permintaan bantuan dari salah satu walikota dari semenanjung Iberia untuk melakukan ekspansi pembebasan wilayah ke arah Eropa. Disinilah peran dua tokoh muda dari Afrika Utara kelak yang akan merintis pembebasan Eropa dari era kegelapan menuju era penuh cahaya.
Hikmah dibalik Kisah
- Usia hanya sekedar angka. Jangan terlanjur merasa tua. Selalu ada kesempatan untuk berprestasi.
- Observasi, Analisa Situasi dan Kondisi sangatlah penting sebelum membuat strategi.
- Eksekusi strategi secara bertahap dan terukur menjadi suatu keniscayaan.
- Edukasi, Pelatihan, dan Pengembangan menjadi salah satu strategi untuk mencapai kesuksesan.
- Engagement atau keterlibatan dari penduduk lokal menjadi salah satu langkah mencapai ikatan emosional yang kuat.
- Empowerment atau pemberdayaan dari penduduk lokal semakin memperkuat ikatan emosional yang terbangun sehingga tercipta hubungan yang kuat selama berabad-abad kemudian.
Dengan demikian, jangan pernah menyerah dan merasa sudah tua di usia yang sebenarnya masih sangat muda. Jangan sekali-kali bilang menyerah dengan keadaan. Merasa diri sudah berumur dan pekerjaan sekarang hanya butuh orang-orang muda.
Teruntuk para Jobseekers, tetap semangat dan pantang menyerah. Jika sudah ratusan lamaran telah kau kirimkan namun tidak tembus juga, mungkin saatnya berpaling dan justru berpikir menciptakan lowongan kerja untuk yang lain. Berkontemplasilah, lakukan Analisa Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Potensi dari diri dan lingkungan yang menyertai. Mungkin dari situ akan muncul ide brilian, yang menjadi cikal bakal imperium bisnis baru di Indonesia.
Teruntuk para Entrepreneur dan Pengusaha, teruslah berinovasi dan berkembang. Di masa pandemi, merupakan masa yang melecut kita untuk terus berinovasi dan menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Tunjukan pada diri, keluarga, bahkan dunia. Bahwa kita bisa bangkit dan menang melawan segala tantangan dan keterpurukan. Hidup Sekali harus Berarti!
Semoga Tuhan merahmati kita dalam segala doa, usaha, ikhtiar, dan tawakal kita kepada-Nya. Salam Sukses dan Berkah untuk Sahabat Imtiyaz Leadership Training semua.