(Sales Manager Training) True Leader Leaving a Legacy

Sales Manager Training ~ Imtiyaz Learnings | Pagi itu, ruang meeting di kantor pusat terasa berbeda. Faris menatap layar besar di depannya, menampilkan grafik penjualan kuartal terakhir. Garis biru yang naik-turun itu seperti perjalanan dirinya sendiri , penuh tantangan, pelajaran, dan momen kebangkitan.

Timnya duduk mengelilingi meja , ada Dinda dari tim modern trade, Adit si anak baru yang penuh ide, Raka yang selalu tenang, juga Fanny, sang key account specialist yang kini tumbuh jadi role model.

“Teman-teman,” ujar Faris sambil tersenyum, “angka ini bukan cuma hasil kerja keras, tapi hasil kerja bareng.”

Ia berhenti sejenak, menatap wajah-wajah yang dulu sering ia latih, bimbing, bahkan kadang marahi.

“Dulu saya pikir tugas Sales Manager cuma ngejar target. Sekarang saya sadar , tugas utama saya adalah membentuk tim yang bisa ngejar target tanpa harus disuruh.”

Suasana hening, tapi hangat.
Itu bukan sekadar closing meeting. Itu momen refleksi. Momen di mana Faris benar-benar memahami: semua teori, tools, dan framework yang ia pelajari selama ini ternyata bermuara pada satu hal , leadership yang membangun manusia, bukan sekadar angka.

True Leader Leaving a Legacy ~ Sales Manager Training
True Leader Leaving a Legacy ~ Sales Manager Training

1. Dari Salesman ke Sales Leader: Perjalanan yang Menempa

Faris masih ingat hari pertamanya naik jabatan jadi Sales Manager di perusahaan FMCG tempatnya bekerja. Ia baru 30 tahun. Penuh semangat, tapi juga penuh ambisi. Target penjualan adalah “agama” baginya.

Ia membuat spreadsheet rapi, dashboard penjualan harian, dan bahkan tabel ranking sales terbaik. Tapi tiga bulan kemudian, performa timnya justru turun. Beberapa sales resign, sebagian kehilangan motivasi, dan meeting mingguan berubah jadi ajang pembelaan diri.

Suatu hari, seniornya , Pak Hendra, National Sales Director , menegurnya halus:

“Faris, kamu terlalu sibuk managing angka, tapi lupa leading manusia.”

Kata-kata itu jadi titik balik. Sejak itu, Faris belajar bahwa menjadi Sales Manager bukan cuma tentang targeting, tapi juga tentang trusting.

Bukan cuma soal forecasting, tapi juga forging relationship.
Dan bukan cuma tentang performance, tapi people growth.

 

2. Tujuh Peran Utama Sales Manager Modern

Setelah bertahun-tahun, Faris menyadari ada lima sampai tujuh peran kunci yang terus ia mainkan bergantian, seperti alat musik dalam satu orkestra.

1. Leader – Punya Visi, Kasih Inspirasi, Kasih Arah

Di awal tahun, Faris selalu memulai dengan satu sesi khusus: Vision Sharing.
Bukan cuma soal target angka, tapi arah besar yang ingin dicapai bersama.

“Tahun ini, kita nggak cuma mau tumbuh, tapi juga dikenal sebagai tim yang paling responsif dan etis di seluruh region.”

Di perusahaan B2B tempat temannya, Laila, bekerja sebagai Sales Manager komponen industri, hal ini juga berlaku.

Laila selalu bilang, “Visi bukan soal kalimat indah di slide, tapi kompas moral waktu timmu harus mengambil keputusan cepat di lapangan.”

 

2. Coach – Bantu Tim Tumbuh, Bukan Cuma Tembus Target

Faris kini jarang ikut closing besar. Tugasnya bukan lagi jadi super salesman, tapi super coach.
Ia lebih banyak mendampingi sales-nya di lapangan, lalu berdiskusi reflektif sepulang kunjungan.

“Apa yang tadi kamu pelajari dari meeting klien itu?”
“Kalau diulang lagi, apa yang bisa kamu lakukan lebih baik?”

Coaching bukan soal memberi jawaban, tapi memancing kesadaran.

3. Strategist – Atur Planning, Target, Forecasting

Faris belajar menggunakan Key Ratios untuk memantau efisiensi: conversion rate, lead time, average deal size, hingga cost per visit. Ia juga menerapkan Pareto Principle (80/20): fokus ke pelanggan dan aktivitas dengan dampak terbesar.

Di perusahaan distribusi tempatnya dulu, pendekatan ini membuat timnya bisa memangkas beban kerja 15% tapi menaikkan produktivitas 25%.

4. Manager – Jaga Disiplin, Standar, & Sistem Kerja

Di tengah semua inspirasi, disiplin tetap kunci. Faris tegas soal daily report, route plan, dan visit frequency. Baginya, profesionalisme bukan soal dikontrol, tapi kesadaran tanggung jawab.

“Disiplin itu bukan kontrol, tapi bentuk hormat pada waktu, tim, dan target bersama.”

 

5. Communicator – Menjembatani Tim, Customer, dan Bos

Menjadi penghubung tiga dunia itu tidak mudah. Satu sisi, ia harus membela tim di depan manajemen. Di sisi lain, ia harus menjaga ekspektasi customer. Dan di waktu yang sama, ia harus memastikan informasi dari atas bisa diterjemahkan jadi arahan jelas di bawah.

6. Motivator & Culture Builder

Faris sadar, motivasi tidak bisa dibeli dengan insentif saja. Yang lebih kuat adalah pengakuan, rasa memiliki, dan sense of progress. Ia rutin menutup meeting mingguan dengan segmen singkat: “Shoutout of the Week” , siapa anggota tim yang menunjukkan growth atau inisiatif luar biasa.

Budaya positif terbentuk bukan dari teori, tapi dari kebiasaan kecil yang konsisten.

 

7. Guardian of Ethics & Integrity

Dalam dunia sales yang keras, godaan shortcut selalu ada.
Diskon fiktif, mark-up, data manipulasi , semuanya pernah ia lihat.
Tapi Faris selalu ingat pesan almarhum ayahnya:

“Rezeki yang cepat belum tentu benar. Tapi rezeki yang benar pasti berkah.”

Integritas bukan slogan. Itu modal kepercayaan jangka panjang.
Dan kepercayaan adalah mata uang sejati dalam dunia penjualan.

 

3. Toolkit Sehari-hari Seorang Sales Manager

Setelah bertahun-tahun, Faris menyusun toolkit pribadinya , bukan di PowerPoint, tapi di kepalanya dan hatinya.
Berikut adalah tujuh toolkit utama yang selalu ia bawa dalam “koper kepemimpinannya”.

 

1. Planning & Targeting

  • Gunakan Key Ratios untuk ukur efektivitas tim.
  • Terapkan Pareto Principle (80/20) untuk fokus di pelanggan utama.
  • Hitung Lead Time agar forecast realistis dan bukan sekadar harapan.
  • Gunakan Eisenhower Matrix untuk prioritas kegiatan: urgent vs important.

Contoh:
Di perusahaan FMCG, Faris mengurangi kunjungan rutin ke toko kecil yang tak produktif, dan memindahkan waktu ke pelanggan top 20%. Hasilnya? Volume tumbuh 18%, beban logistik turun 10%.

 

2. Recruitment & Selection

  • Siapkan job spec dan person spec yang jelas.
  • Gunakan competency-based interview untuk gali perilaku nyata.
  • Pakai checklist objektif biar keputusan tidak bias.

Contoh:
Di industri B2B, rekrutmen sales engineer tidak cukup hanya jago komunikasi. Faris menambahkan asesmen problem-solving dan technical understanding agar kandidat tidak sekadar menjual, tapi bisa menjadi mitra solusi.

 

3. Coaching & Development

  • Terapkan Field Accompaniment (joint visit).
  • Lakukan performance review rutin dengan feedback konstruktif.
  • Susun training plan jangka panjang.

Contoh:
Faris membuat learning calendar 6 bulan: setiap bulan satu topik , dari negotiation, handling objection, sampai key account strategy.
Timnya bukan cuma makin piawai, tapi juga makin percaya diri.

 

4. Motivation & Culture Building

  • Kombinasikan incentives + recognition.
  • Bangun team spirit melalui ritual sederhana (morning huddle, shoutout).
  • Jadi role model energi positif.

Contoh:
Ketika tim Faris gagal mencapai target Q2, ia tidak langsung marah. Ia ajak tim refleksi: “Apa yang bisa kita pelajari dari kegagalan ini?” Ia ubah blame culture jadi learning culture.
Itu titik balik. Q3 mereka bangkit dengan semangat baru.

 

5. Time & Resource Management

  • Gunakan Eisenhower Matrix untuk prioritas.
  • Delegasikan hal operasional agar kamu fokus ke strategi.
  • Gunakan CRM, dashboard, dan automation tools untuk efisiensi.

Contoh:
Faris dulu menghabiskan 3 jam tiap minggu buat laporan manual. Sekarang ia pakai dashboard otomatis. Waktu itu ia pakai untuk coaching session yang jauh lebih berdampak.

 

6. Conflict & Change Management

  • Tangani konflik dengan adil dan cepat.
  • Komunikasikan perubahan secara transparan.
  • Rayakan quick wins saat transisi.

Contoh:
Saat perusahaan mengganti sistem insentif, sebagian sales marah. Faris tidak bersembunyi di balik email HR. Ia adakan open forum, jelaskan alasan perubahan, dan ajak tim diskusi solusi.
Dalam dua minggu, situasi tenang. Bahkan muncul ide-ide baru dari tim sendiri.

 

7. Ethics & Integrity

  • Jujur & transparan kepada tim dan customer.
  • Tolak praktik tidak etis, sekecil apa pun.
  • Bangun reputasi jangka panjang dengan kredibilitas.

Contoh:
Suatu kali, klien menawarkan bonus pribadi agar kontrak disetujui cepat. Faris menolak halus, sambil berkata, “Kalau kerjasama ini baik, seharusnya bisa berdiri di atas profesionalisme.” Tiga bulan kemudian, klien itu justru menambah order , karena kagum dengan integritasnya.

True Leader Leaving a Legacy ~ Sales Manager Training
True Leader Leaving a Legacy ~ Sales Manager Training

4. The Inner Game of Sales Management

Semua tools itu berguna.
Tapi Faris sadar, yang paling menentukan bukan alatnya , melainkan diri sang pengguna.

Ia menuliskan tiga kalimat besar di notes pribadinya, judulnya:

“The Inner Game of Sales Manager.”

 

Mindset 1: Growth, Not Control

Faris berhenti merasa dirinya harus tahu semua jawaban. Tugasnya adalah membuat timnya belajar menemukan jawabannya sendiri.

Leadership sejati lahir bukan dari kontrol, tapi kepercayaan.

 

 

Mindset 2: Long-Term Impact

Ia tak lagi hanya mengejar bonus kuartalan.
Ia membangun sistem, budaya, dan orang yang bisa bertahan bahkan tanpa dirinya.

“Target bisa naik-turun, tapi budaya yang kuat akan tetap tumbuh.”

Mindset 3: Self-Leadership

Faris sadar: tidak mungkin memimpin orang lain sebelum bisa memimpin diri sendiri.
Ia mulai disiplin dengan waktu, menjaga energi, dan terus belajar.
Leadership dimulai dari consistency.

 

5. Yuks latih team leader kita: Personal Sales Manager Toolkit

Untuk menutup perjalanannya, Faris membagikan satu latihan ke seluruh tim leader di bawahnya:

“Buka kembali semua catatan dari pelatihan dan review kita selama setahun ini.
Pilih lima tools favorit yang paling relevan untuk situasi tim kamu sekarang.”

Beberapa contoh yang muncul:

  • Delegation Plan, buat siapa melakukan apa.
  • Sales Meeting Makeover, ubah format meeting dari laporan jadi diskusi ide.
  • Conflict Role Play, simulasi komunikasi asertif.
  • Training Needs Analysis, tahu gap skill tim.
  • Leadership Vision Speech, tiap leader bikin pesan inspiratif buat timnya.

Lalu Faris melanjutkan:

“Tulis action plan sederhana: tool apa yang akan kamu pakai bulan ini, kapan implementasinya, dan bagaimana kamu evaluasi hasilnya.”

Dan yang paling penting:

“Tambahkan 1–2 tool baru setiap bulan. Karena toolkit kepemimpinan itu nggak pernah selesai diisi.”

 

6. The Final Reflection: Dari Target Menuju Legacy

Beberapa minggu kemudian, Faris duduk sendirian di kafe dekat kantor. Ia membuka catatan lamanya , strategi, KPI, plan, bahkan email pertamanya sebagai Sales Manager.

Ia tersenyum.

Dulu ia mengejar target karena ingin diakui.
Sekarang ia bekerja untuk membangun tim yang bisa berlari lebih cepat darinya.
Itu perbedaan antara sales manager biasa dan sales leader sejati.

Ia menulis satu kalimat besar di buku kerjanya:

“My goal is not to be the best Sales Manager in the company, but to build the best Sales Team in the company.”

Kalimat itu kini terpampang di ruang meeting timnya. Setiap kali tim baru masuk, Faris menunjuk tulisan itu dan berkata:

“Kalau kalian ngerti makna kalimat ini, kalian udah setengah jalan jadi pemimpin.”

 

7. Complete Checklist for Sales Managers

  • Apakah saya punya visi dan arah yang jelas untuk tim saya?
  • Apakah saya lebih banyak jadi coach daripada super sales?
  • Apakah saya mengelola waktu dengan bijak dan bisa mendelegasikan efektif?
  • Apakah saya membangun budaya tim yang sehat dan positif?
  • Apakah saya siap menghadapi konflik dan perubahan dengan bijak?
  • Apakah saya konsisten menjaga etika dan integritas?
  • Apakah saya menjaga komunikasi efektif dengan tim, customer, dan atasan?

 

8. Key Takeaway Bab 25

  • Jadi Sales Manager sukses bukan soal satu skill, tapi kombinasi semua skill yang kamu kuasai.
  • Anggap toolkit ini seperti “kotak senjata” , pilih yang sesuai situasi, jangan pakai semua sekaligus.
  • Fokus pada growth jangka panjang: develop tim, bangun budaya, jaga integritas, dan lead dengan visi.
  • Target bisa naik-turun, tapi leadership dan budaya yang kamu bangun akan bertahan lama.

 

Epilog: Legacy Seorang Sales Manager

Beberapa tahun kemudian, Faris sudah pindah ke posisi baru , menjadi Regional Sales Director.
Tapi yang paling membahagiakan bukan promosi itu. Melainkan kabar bahwa tiga orang mantan bawahannya kini sudah jadi Sales Manager di cabang lain.

Suatu sore, Fanny mengirim pesan:

“Pak Faris, saya baru mulai memimpin tim pertama saya. Waktu bikin visi dan toolkit, saya pakai template dari Bapak dulu. Sekarang saya baru ngerti kenapa Bapak selalu bilang: ‘Kita nggak sedang jual produk, kita sedang membangun manusia.’”

Faris tersenyum membaca itu.
Karena di titik itu, ia tahu ,
leadership-nya sudah meninggalkan jejak.
Dan itu, lebih berharga dari semua target yang pernah ia capai.

True Leader Leaving a Legacy ~ Sales Manager Training
True Leader Leaving a Legacy ~ Sales Manager Training

Closing Takeaway

Menjadi Sales Manager sukses bukan tentang mengejar target bulan depan,
tapi tentang membangun sistem, budaya, dan tim yang bisa menang jangka panjang.

Gunakan toolkit ini bukan sekadar alat, tapi cermin:
Setiap kali kamu menggunakannya, kamu akan melihat seberapa jauh kamu tumbuh ,
bukan hanya sebagai manajer, tapi sebagai..

Pemimpin yang mengInspirasi Perubahan.

 

 

 

 

 

PENULIS

Sales Training
Doddy Ariesta

DoddyAriesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst

Doddy is a sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.

Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale.

He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.

–0–

logo imtiyaz learnings

Smart Sales Manager 4.0

Judul Sales Manager Training

Smart Sales Manager 4.0

Deskripsi

Sales Training ~ Imtiyaz Learnings | Bagaimana memahami territory management, breakdown target, mendesain KPI, mendesain insentif, dan mengevaluasi kinerja tim sales, serta memahami 3 peran sales manager secara maksimal yaitu mengelola tugas dengan baik, mengelola waktu, dan mengelola orang lain. Dan juga tanpa melupakan bagaimana kita memanfaatkan artificial intelligence untuk memaksimalkan peran manajemen kita.

Manfaat

Membekali para Sales Manager dengan skill yang tepat dalam mengelola diri dan tim penjualannya, termasuk di dalamnya skill territory management, break down sales target, menyelaraskan pencapaian insentif untuk mencapai target pribadi tim penjualan. Memanfaatkan media sosial, digital, dan artificial intelligence untuk mendapatkan database dan prospek.

Keunggulan

Para Sales Manager mudah memahami konten dari materi training ini, karena mudah diterapkan, inspiratif, juga membekali skill teknis mereka sebagai sales manager. Disempurnakan dengan skill media sosial, digital, dan artificial intelligence yang sangat suportif untuk pencapaian penjualan.

Skill

Smart time management, Smart task management, Smart leader, sales territory management, Smart problem solver and decision maker, smart prospecting, smart database gathering.

Target Peserta Sales Manager Training 

Sales Leader, Sales Manager, Sales Director, Vice President Sales Marketing, General Manager Sales, C-Level

Materi Training
  1. Time Management
  2. Task Management
  3. Territory Manager
  4. Problem Solving
  5. Decision making
  6. Breakdown Sales Target
  7. Prospect Database Gathering
  8. Smart Coaching for high performance.
Durasi

2 Hari

Metode Sales Training 
  • Participative Learning;
  • Group Discussion;
  • Interactive Presentation;
  • Case Study;
  • Impactful Role Play;
  • Simulation; Group Presentation.

 

contact marketing imtiyaz

Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan sales mencapai target penjualan perusahaan. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia sales dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.

Address:

H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps  –>> klik disini

Phone / Whatsapp :

0852 8350 0976 (DINI)  –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA)  –>> klik disini

Email:

dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com

Socmed:

LinkedIn : imtiyazlearningconsulting  –>> klik disini
Instagram :  imtiyazlearnings  –>> klik disini

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

 

Share to Learn

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top