Sales Training ~ Imtiyaz Learnings | Bayangkan sebuah kapal bajak laut Gen Z berlayar di lautan luas penuh ombak digital dan badai VUCA. Di dek utama, sekelompok anak muda baru saja naik untuk pertama kalinya — wajah-wajah penuh semangat namun juga sedikit gugup. Mereka adalah para calon “navigator penjualan” yang harus membuktikan diri, bukan hanya dengan keberanian, tapi juga dengan kecerdikan. Kapten kapal, sang perusahaan, tidak sembarangan memilih awak. Ia mencari bajak laut muda yang punya sikap pantang menyerah, bisa membaca angin perubahan, dan tahu bagaimana membangun koneksi dengan sesama kru maupun pedagang di pelabuhan-pelabuhan asing. Mindset, kemampuan komunikasi, serta keterampilan digital adalah senjata utama — bukan pedang atau meriam. Inilah langkah pertama: lolos rekrutmen dan membuktikan diri layak bergabung dalam ekspedisi penjualan global.
Namun, menjadi bagian dari kru bukan berarti perjalanan selesai. Justru, petualangan sesungguhnya dimulai ketika mereka harus menjalani masa onboarding — semacam “ritual inisiasi” sebelum benar-benar diakui sebagai bagian dari keluarga kapal. Di sinilah para bajak laut muda belajar membaca peta dagang (produk dan target market), menguasai kompas digital (CRM, media sosial, tools produktivitas), serta beradaptasi dengan ritme kerja kru lama. Setiap keputusan, dari cara mereka memperkenalkan diri hingga bagaimana mereka merespons tantangan pertama, menjadi ujian integritas. Sebab, di dunia bajak laut penjualan, reputasi adalah bendera yang dikibarkan tinggi-tinggi. Sekali ternoda, sulit untuk kembali berkibar dengan gagah.
Dan tentu saja, pelayaran tidak akan sukses jika setiap kru hanya fokus pada dirinya sendiri. Di bab berikutnya, petualangan berlanjut ke bagaimana tim bajak laut membangun budaya dan motivasi. Bayangkan mereka harus tetap solid meski diterpa badai target yang tinggi, atau tetap kompak ketika kapal goyah karena persaingan sengit. Di sinilah rahasia sesungguhnya: membangun kepercayaan, memahami “bahasa motivasi” tiap kru, hingga menciptakan sistem permainan yang membuat perjalanan penuh energi dan kegembiraan. Seperti kru kapal yang bernyanyi bersama di geladak untuk menjaga semangat, tim penjualan pun perlu momen kebersamaan agar tetap tangguh. Pada akhirnya, perjalanan bukan hanya tentang menaklukkan lautan target, tapi juga tentang bagaimana setiap kru tumbuh bersama sebagai tim yang solid, adaptif, dan siap berlabuh di pelabuhan kemenangan berikutnya.

Bab 11 – Rekrutmen & Onboarding Gen Z Sales
(Membangun Karier Penjualan Sejak Langkah Pertama)
Memasuki dunia kerja sebagai sales professional adalah salah satu keputusan paling strategis yang dapat diambil Gen Z di era digital dan VUCA. Profesi ini menawarkan potensi pendapatan yang tinggi, kesempatan berkembang tanpa batas, serta jalur karier yang dinamis. Namun, untuk memasuki dunia ini, Anda harus mampu menarik perhatian perusahaan, lolos seleksi, dan beradaptasi cepat dalam proses onboarding.
Bab ini membahas secara mendalam:
- Apa yang dicari perusahaan saat merekrut Gen Z sales.
- Bagaimana membangun track record bahkan sebelum lulus sekolah/kuliah.
- Menulis CV yang berintegritas dan profesional.
- Cara tampil menonjol dan profesional saat interview.
- Behavioral Event Interview dengan STAR Method.
- Pentingnya menjaga integritas sebagai pondasi karier.
11.1 Apa yang Dicari Perusahaan
Setiap perusahaan memiliki preferensi dan kebutuhan unik, tetapi ada benang merah yang selalu dicari dari kandidat sales, terutama di kalangan Gen Z.
a. Mindset & Attitude
- Growth Mindset: Perusahaan ingin kandidat yang mau belajar, beradaptasi, dan menerima feedback.
- Positive Attitude: Optimisme menghadapi tantangan dan penolakan.
- Resiliensi: Kemampuan bangkit cepat dari kegagalan.
b. Kemampuan Dasar Penjualan
Bahkan kandidat fresh graduate diharapkan memiliki:
- Komunikasi efektif – baik verbal maupun tulisan.
- Kemampuan membangun rapport – membentuk hubungan yang tulus dengan prospek.
- Dasar negosiasi – memahami win-win principle.
c. Kecakapan Digital
Di era penjualan modern, perusahaan mencari kandidat yang:
- Menguasai media sosial untuk personal branding dan prospecting.
- Paham CRM atau tools produktivitas.
- Nyaman dengan video call dan digital presentation.
💡 Insight untuk Gen Z:
Kekuatan digital native Anda adalah keunggulan kompetitif. Pastikan itu terlihat jelas di CV dan saat interview.
11.2 Bangun Track Record di Masa Sekolah atau Kuliah
Banyak Gen Z yang berpikir harus menunggu lulus kuliah untuk memulai karier penjualan. Padahal, track record bisa dibangun jauh sebelum itu.
a. Pengalaman Organisasi
- Menjadi pengurus OSIS, BEM, atau UKM.
- Memimpin event kampus dan bertanggung jawab pada sponsorship atau penjualan tiket.
b. Part-Time & Freelance
- Menjadi brand ambassador, reseller, atau digital marketer.
- Menjual produk/jasa secara online melalui marketplace atau media sosial.
c. Kompetisi & Proyek
- Mengikuti lomba bisnis, hackathon, atau kompetisi wirausaha.
- Membuat proyek kolaborasi yang melibatkan pitching ke sponsor.
📌 Catatan Penting:
Setiap pengalaman yang melibatkan interaksi dengan orang lain, persuasi, atau pencapaian target bisa menjadi modal cerita saat interview.
11.3 Menulis CV yang Berintegritas dan Profesional
CV adalah pintu pertama yang menentukan apakah Anda akan dipanggil interview atau tidak.
Untuk Gen Z, CV harus ringkas, relevan, dan jujur.
a. Struktur CV Profesional
- Identitas & Kontak
Sertakan nama, nomor HP, email profesional, dan link LinkedIn. - Ringkasan Profil
3–4 kalimat tentang keahlian inti, pengalaman, dan tujuan karier. - Pengalaman Kerja/Organisasi
Cantumkan pencapaian, bukan sekadar daftar tugas. - Pendidikan & Sertifikasi
Sertakan sertifikasi relevan seperti digital marketing, sales, atau public speaking. - Keterampilan & Tools
Contoh: CRM, Google Workspace, Canva, LinkedIn Sales Navigator.
b. Prinsip Integritas dalam CV
- Jangan memalsukan pengalaman.
- Jika Anda masih fresh graduate, fokus pada proyek, organisasi, atau freelance.
- Gunakan angka konkret untuk mendukung pencapaian.
💡 Contoh Kalimat Pencapaian:
“Berhasil meningkatkan penjualan online 35% dalam 3 bulan melalui optimasi konten Instagram.”
11.4 Bagaimana Tampil Menonjol dan Profesional Saat Interview
Interview adalah panggung di mana Anda harus menunjukkan kombinasi kompetensi, kepribadian, dan potensi.
a. Persiapan Sebelum Interview
- Riset perusahaan – produk, budaya, target pasar.
- Pelajari job description – pahami kualifikasi dan tanggung jawab yang diinginkan.
- Latihan interview – simulasikan pertanyaan umum dan jawaban.
b. Penampilan & Bahasa Tubuh
- Berpakaian sesuai budaya perusahaan (business casual atau formal).
- Jabat tangan tegas, kontak mata, dan postur tegak.
- Tersenyum natural, bukan dipaksakan.
c. Komunikasi Verbal
- Jawab pertanyaan dengan struktur jelas.
- Gunakan contoh konkret untuk mendukung jawaban.
- Hindari filler words berlebihan (“eee…”, “anu…”).
💡 Tip Gen Z:
Gunakan keahlian storytelling Anda untuk menghidupkan jawaban. Cerita yang relevan akan lebih diingat dibanding jawaban datar.
11.5 Behavioral Event Interview dengan STAR Method
Banyak perusahaan menggunakan Behavioral Event Interview (BEI) untuk menilai perilaku masa lalu Anda sebagai indikator perilaku masa depan.
a. Apa itu STAR Method?
- Situation – Jelaskan konteks situasi.
- Task – Sebutkan tanggung jawab Anda.
- Action – Jelaskan langkah-langkah yang Anda ambil.
- Result – Sampaikan hasil konkret yang dicapai.
b. Contoh Jawaban dengan STAR Method
Pertanyaan: “Ceritakan saat Anda berhasil mencapai target penjualan yang sulit.”
- Situation: “Saat menjadi panitia acara kampus, penjualan tiket menurun 2 minggu sebelum acara.”
- Task: “Saya bertanggung jawab meningkatkan penjualan 30% dalam 10 hari.”
- Action: “Saya membuat promo bundling tiket dengan merchandise dan mempromosikannya lewat Instagram Live bersama guest star.”
- Result: “Penjualan meningkat 45% dan acara terjual habis.”
💡 Tip Gen Z:
Latih STAR Method dengan minimal 5 contoh situasi nyata dari pengalaman Anda.
11.6 Ingat Integritas Nomor Satu
Tidak ada pencapaian yang sebanding nilainya dengan reputasi yang rusak karena hilangnya integritas.
Bagi perusahaan, integritas adalah fondasi kepercayaan, terutama di dunia penjualan di mana Anda sering memegang informasi sensitif dan dana.
a. Mengapa Integritas Penting di Penjualan
- Pelanggan membeli dari orang yang mereka percayai.
- Reputasi positif membawa peluang jangka panjang.
- Integritas melindungi karier Anda dari masalah hukum dan etika.
b. Bentuk Integritas di Dunia Sales
- Tidak memanipulasi data penjualan.
- Memberi informasi produk yang akurat.
- Menepati janji pada pelanggan dan rekan kerja.
📌 Pesan untuk Gen Z:
Integritas adalah brand Anda. Di era digital, reputasi bisa tersebar luas dalam hitungan detik — baik atau buruk. Jaga nama Anda sebaik mungkin.
11.7 Onboarding – Memulai dengan Kuat
Setelah diterima, proses onboarding menentukan seberapa cepat Anda beradaptasi.
a. Tujuan Onboarding
- Memahami produk dan nilai perusahaan.
- Memahami proses penjualan dan target.
- Berintegrasi dengan tim.
b. Strategi Onboarding Sukses untuk Gen Z
- Belajar Proaktif – Tanyakan materi tambahan jika kurang paham.
- Gunakan Teknologi – Manfaatkan CRM dan tools yang diberikan.
- Bangun Relasi – Kenali tim support, marketing, dan manajemen.
💡 Tip Gen Z:
Gunakan minggu pertama untuk membangun peta mental tentang alur penjualan di perusahaan.

Bab 12 – Team Motivation & Culture
(Membangun Tim Penjualan yang Tangguh, Termotivasi, dan Solid di Era Digital & VUCA)
Di dunia penjualan modern, kinerja tim adalah penentu utama keberhasilan bisnis. Sebagus apapun strategi penjualan dan secanggih apapun teknologi yang digunakan, hasil akhirnya tetap bergantung pada motivasi, kekompakan, dan budaya kerja tim.
Bagi Gen Z yang kini mulai banyak mengisi posisi di tim sales, membangun motivasi dan budaya kerja yang kuat bukan sekadar soal memberi target dan bonus. Dibutuhkan kepemimpinan yang adaptif, komunikasi yang autentik, dan pendekatan yang relevan dengan cara berpikir Gen Z.
Bab ini membahas tujuh pilar penting dalam membangun motivasi tim dan budaya kerja unggul:
- Building Rapport & Trust to Team Members
- Pacing – Leading Concept in NLP
- Understanding Love Language to Know the Hot Button
- One Minute Manager: Goal, Praise, and Reprimand
- Gamification & Reward System
- Peer Learning & Reverse Mentoring
- Team Building Moment
12.1 Building Rapport and Trust to Team Members
Rapport dan trust adalah pondasi utama hubungan dalam tim. Tanpa keduanya, koordinasi akan lemah, kolaborasi menurun, dan motivasi mudah hilang.
- Apa itu Rapport?
Rapport adalah koneksi emosional dan rasa nyaman antara dua pihak. Dalam tim sales, rapport berarti setiap anggota merasa didengar, dihargai, dan dipahami. - Langkah Membangun Rapport dalam Tim:
- Listen to understand, not to reply – Tunjukkan ketertarikan tulus pada cerita anggota tim.
- Find common ground – Temukan kesamaan minat atau pengalaman.
- Use mirroring – Menyesuaikan bahasa tubuh, nada bicara, atau pilihan kata (tanpa berlebihan).
- Membangun Trust
Trust terbentuk dari konsistensi perilaku dan kejujuran.
- Tepati janji, sekecil apapun.
- Transparan dalam keputusan dan alasan di baliknya.
- Akui kesalahan dengan berani.
💡 Insight Gen Z:
Generasi ini peka terhadap kepalsuan. Membangun rapport dan trust harus autentik, bukan sekadar teknik.
12.2 Pacing – Leading Concept in NLP
Dalam Neuro Linguistic Programming (NLP), konsep Pacing dan Leading adalah salah satu kunci untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang lain secara alami.
- Pacing
Pacing adalah menyesuaikan diri dengan keadaan emosional, pola komunikasi, dan ritme orang lain. Dalam konteks tim:
- Ikuti gaya komunikasi anggota tim sebelum mencoba mengubahnya.
- Validasi perasaan mereka (“Saya paham ini tantangan yang berat…”).
- Leading
Setelah pacing berhasil, Anda bisa memimpin mereka menuju kondisi yang diinginkan. Misalnya:
- Dari rasa frustrasi menuju rasa optimis.
- Dari kebingungan menuju kejelasan.
- Contoh di Tim Sales
Jika tim merasa lelah akibat target tinggi: - Pacing: Akui tekanan yang mereka rasakan.
- Leading: Ajak brainstorming strategi baru yang lebih efisien.
💡 Aplikasi di Era VUCA:
Pacing-Leading membuat pemimpin mampu menavigasi ketidakpastian sambil menjaga motivasi tim tetap hidup.
12.3 Understanding Love Language to Know the Hot Button
Konsep Love Language dari Dr. Gary Chapman, meskipun awalnya digunakan untuk hubungan personal, bisa diadaptasi untuk dunia kerja agar kita memahami “hot button” motivasi setiap anggota tim.
- Lima Love Language dalam Konteks Tim Sales
- Words of Affirmation – Butuh pujian dan pengakuan verbal.
- Acts of Service – Termotivasi ketika dibantu menyelesaikan pekerjaan.
- Receiving Gifts – Respon positif terhadap hadiah atau insentif.
- Quality Time – Merasa dihargai saat diberi waktu khusus untuk diskusi.
- Physical Touch – Dalam konteks kerja bisa berupa fist bump atau tepukan bahu.
- Mengidentifikasi Love Language Tim
- Amati reaksi mereka terhadap feedback positif.
- Tanyakan langsung preferensi mereka.
- Menggunakan Love Language untuk Motivasi
- Words of Affirmation → Kirim pesan apresiasi di grup tim.
- Acts of Service → Bantu menyelesaikan tugas yang macet.
- Receiving Gifts → Berikan voucher atau hadiah kecil.
💡 Konteks Gen Z:
Gen Z sangat menghargai pengakuan publik (misalnya di media sosial perusahaan) dan quality time untuk mentoring.
12.4 One Minute Manager: Goal, Praise, and Reprimand
Model One Minute Manager karya Ken Blanchard sederhana tapi efektif dalam mengelola dan memotivasi tim.
- One Minute Goal
- Tujuan singkat, jelas, dan mudah diingat.
- Pastikan setiap anggota tim tahu apa yang diharapkan dan mengapa.
- One Minute Praise
- Berikan pujian segera setelah melihat perilaku positif.
- Spesifik pada apa yang dilakukan, bukan sekadar “Good job!”.
- One Minute Reprimand
- Tegur segera ketika ada perilaku yang tidak sesuai.
- Fokus pada perilaku, bukan pribadi.
- Akhiri dengan dukungan (“Saya tahu kamu bisa memperbaiki ini”).
💡 Kekuatan Metode Ini di Era Digital:
Gen Z menghargai feedback cepat. Mereka tumbuh di era real-time notification, sehingga respons yang cepat lebih berdampak.
12.5 Gamification & Reward System
Gamification adalah penerapan elemen permainan ke dalam konteks non-game untuk meningkatkan keterlibatan dan motivasi.
- Elemen Gamification dalam Tim Sales
- Leaderboard – Menunjukkan pencapaian individu secara publik.
- Point System – Anggota tim mengumpulkan poin untuk setiap aktivitas kunci.
- Level & Badge – Menggambarkan progres skill dan kontribusi.
- Reward System
- Insentif finansial (bonus, komisi tambahan).
- Penghargaan non-finansial (sertifikat, konten apresiasi di media sosial).
- Gen Z dan Gamification
Gen Z terbiasa dengan achievement system di game dan aplikasi. Memasukkan elemen ini ke lingkungan kerja membuat mereka merasa tantangan lebih menyenangkan.
12.6 Peer Learning & Reverse Mentoring
- Peer Learning
- Anggota tim saling berbagi teknik dan pengalaman sukses.
- Membentuk komunitas belajar internal.
- Reverse Mentoring
- Anggota tim yang lebih muda mengajarkan teknologi atau tren terbaru kepada senior.
- Membangun rasa saling menghargai lintas generasi.
- Manfaat untuk Tim Sales
- Mempercepat adaptasi terhadap perubahan pasar.
- Meningkatkan kolaborasi dan rasa kepemilikan terhadap hasil.
💡 Konteks Era VUCA:
Organisasi yang luwes berbagi pengetahuan lebih cepat mampu menyesuaikan strategi penjualan ketika pasar berubah mendadak.
12.7 Team Building Moment
- Mengapa Penting
Kegiatan team building menciptakan shared experience yang memperkuat hubungan emosional antar anggota tim. - Bentuk Team Building
- Offline: Outbound, olahraga bersama, cooking class.
- Online: Virtual escape room, kuis interaktif, kompetisi kreatif.
- Tips Efektif
- Pastikan relevan dengan karakter tim.
- Kombinasikan fun dan pembelajaran.
- Libatkan semua anggota tanpa diskriminasi.
💡 Gen Z Insight:
Mereka menyukai kegiatan yang punya nilai tambah seperti konten Instagram-able atau sekaligus membangun personal branding.
——-0——–
PENULIS
Doddy Ariesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst
Doddy is a sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.
Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale.
He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.
–0–
Desain Smart & Impactful Sales Training Program
Judul Sales Training
Desain Smart & Impactful Sales Training Program
Deskripsi
Pelatihan ini dirancang untuk memberikan keterampilan, pengetahuan, dan kreativitas kepada tim HR generasi muda dalam merancang program pelatihan sales yang efektif, engaging, dan berdampak tinggi. Mengambil inspirasi dari Jafra Development Training Program (JDT) yang terkenal dengan kombinasi gamification, experiential learning, dan clear milestone, peserta akan belajar menyusun kurikulum, silabus, metode, serta strategi implementasi yang sesuai dengan karakter Gen Z dan kebutuhan penjualan modern. Juga, dari berbagai industri seperti Edukasi, FMCG, Farmasi, Otomotif, dan sharing dari industri lainnya.
Manfaat
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
- Memahami filosofi dan desain JDT serta relevansinya untuk generasi penjual baru.
- Menyusun kurikulum sales training berbasis milestone dan pengalaman.
- Mengintegrasikan gamification untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta.
- Merancang kombinasi metode in-class training dan field coaching.
- Membuat rundown dan aktivitas pelatihan yang engaging bagi Gen Z sales team.
- Menyusun mekanisme evaluasi dan pengakuan (recognition) yang efektif.
Keunggulan
- 1. Berbasis Studi Kasus Nyata → dari Industri FMCG, Farmasi, Skincare, dan Otomotif serta sharing di industri lainnya.
- 2. Metode Hybrid → Menggabungkan teori, praktik, dan simulasi kreatif.
- 3. Gen Z Friendly → Menggunakan media digital, storytelling, dan desain visual menarik.
- 4. Gamified Learning → Leaderboard, challenge, badge, dan micro reward.
- 5. Toolkit Lengkap → Template kurikulum, silabus, dan activity plan siap pakai.
Skill
- Instructional Design for Sales Training
- Gamification Strategy
- Experiential Learning Facilitation
- Sales KPI Integration in Training
- Creative Training Activities for Gen Z
- Coaching & Mentoring Skills
Target Peserta Sales Training
- HR & Learning Specialist
- Sales Capability Development Officer
- Training & Development Executive
- Sales Trainer
- Recruitment & Onboarding Specialist
- Gen Z HR team yang ingin meningkatkan kompetensi desain pelatihan
Durasi
2 Hari
Metode Sales Training
- Participative Learning;
- Gamification;
- Group Discussion;
- Interactive Presentation;
- Case Study;
- Impactful Role Play;
- Simulation;
- Group Presentation.
Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan sales mencapai target penjualan perusahaan. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia sales dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.
Address:
H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps –>> klik disini
Phone / Whatsapp :
0852 8350 0976 (DINI) –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA) –>> klik disini
Email:
dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com
Socmed:
LinkedIn : imtiyazlearningconsulting –>> klik disini
Instagram : imtiyazlearnings –>> klik disini