Sales Training ~ Imtiyaz Learnings | Bayangkan Anda berdiri di kaki sebuah gunung tinggi. Udara dingin menusuk, kabut tipis menyelimuti jalur pendakian, dan ransel berat menggantung di punggung. Setiap langkah ke atas bukan hanya soal otot kaki, tapi juga strategi—memilih jalur yang aman, menjaga stamina, dan mengatur ritme napas. Begitulah dunia penjualan modern bagi Gen Z: sebuah pendakian yang penuh tantangan. Tidak cukup hanya semangat dan energi muda, Anda butuh peta, kompas, dan metodologi yang bisa membimbing langkah di tengah kabut ketidakpastian.
Di pos pertama, para pendaki biasanya berhenti sejenak. Mereka memeriksa peralatan, menyesuaikan jaket, dan memastikan air minum cukup. Sama halnya dengan sales professional, Anda perlu punya tools dan kerangka berpikir yang tepat sebelum melangkah lebih jauh. Tanpa itu, perjalanan akan terasa lebih berat, bahkan berisiko tersesat. Di sinilah metodologi penjualan berperan: SPIN Selling, FABE, ESDE, Challenger Sale, hingga Conceptual Selling. Masing-masing seperti teknik survival dalam pendakian—memberi struktur, arah, dan cara menghadapi rintangan di jalur yang belum tentu mulus.
Namun, yang membuat kisah pendakian selalu seru bukan hanya puncaknya, melainkan perjalanan penuh cerita di sepanjang jalan. Ada momen ketika kabut menebal dan langkah terasa goyah, ada juga saat sinar matahari menembus awan, memberi semangat baru. Begitu juga dengan perjalanan karier sales Gen Z. Anda akan menemui penolakan, persaingan, bahkan keraguan diri. Tapi dengan metodologi yang tepat, setiap tantangan bisa menjadi batu pijakan, bukan penghalang. Dan saat akhirnya Anda menatap puncak yang menjulang, Anda akan sadar: kemenangan bukan sekadar menaklukkan gunung, tapi juga menaklukkan diri sendiri.

Bab 9 – Sales Methodologies Gen Z Must Know
(Pendekatan Penjualan yang Wajib Dikuasai untuk Menang di Era Digital & VUCA)
Sales adalah seni sekaligus sains.
Seni ada pada bagaimana Anda membangun hubungan, membaca emosi, dan menyampaikan nilai. Sains ada pada metodologi — kerangka kerja yang terbukti membantu memandu proses penjualan dari awal hingga akhir dengan konsistensi tinggi.
Bagi Gen Z sales professional, menguasai metodologi penjualan berarti Anda tidak hanya mengandalkan intuisi, tetapi juga memiliki framework teruji yang memaksimalkan peluang sukses, bahkan di pasar yang cepat berubah dan penuh ketidakpastian.
Dalam bab ini, kita akan membahas lima metodologi penjualan yang relevan, aplikatif, dan efektif di era digital & VUCA:
- SPIN Selling
- FABE for Product Presentation
- ESDE for Storytelling and Experience-Driven Engagement
- The Challenger Sale
- Conceptual Selling
9.1 SPIN Selling
SPIN Selling dikembangkan oleh Neil Rackham dan menjadi salah satu metode penjualan B2B paling terkenal. SPIN adalah singkatan dari:
- Situation – Menggali informasi tentang kondisi saat ini.
- Problem – Mengidentifikasi masalah yang dihadapi prospek.
- Implication – Menjelaskan konsekuensi jika masalah tidak diselesaikan.
- Need-Payoff – Menunjukkan nilai dari solusi Anda.
Mengapa Relevan untuk Gen Z di Era Digital & VUCA?
- Digital: SPIN bisa dilakukan melalui call, video meeting, atau bahkan chat, dengan pertanyaan yang sudah terstruktur.
- VUCA: Fokus pada implication membantu prospek memahami urgensi tindakan di tengah ketidakpastian.
Contoh Aplikasi
Jika Anda menjual software manajemen proyek:
- Situation: “Bagaimana tim Anda saat ini melacak progres proyek?”
- Problem: “Apa tantangan terbesar yang Anda temui dalam menjaga deadline?”
- Implication: “Jika deadline terus meleset, bagaimana dampaknya pada biaya proyek?”
- Need-Payoff: “Dengan sistem kami, Anda dapat memantau real-time progres proyek sehingga risiko keterlambatan bisa berkurang hingga 40%.”
💡 Tip Gen Z: Gunakan LinkedIn Research sebelum meeting untuk menyesuaikan pertanyaan SPIN dengan kondisi prospek.
9.2 FABE for Product Presentation
FABE adalah framework yang memandu Anda mempresentasikan produk secara terstruktur:
- Features – Fitur produk.
- Advantages – Kelebihan dibanding alternatif.
- Benefits – Manfaat bagi pelanggan.
- Evidence – Bukti yang mendukung klaim Anda.
Mengapa Relevan untuk Gen Z?
- Digital: FABE bisa dikemas dalam bentuk infografis, video singkat, atau carousel post di media sosial.
- VUCA: Memberikan evidence (data, studi kasus) menjadi kunci untuk membangun kepercayaan di tengah banjir informasi.
Contoh Aplikasi
Jika Anda menjual layanan cloud storage:
- Features: Kapasitas penyimpanan hingga 10 TB, keamanan enkripsi AES-256.
- Advantages: Kecepatan unggah lebih tinggi dibanding pesaing.
- Benefits: Tim Anda dapat bekerja jarak jauh dengan file besar tanpa lag.
- Evidence: Studi kasus klien yang berhasil mempercepat workflow 30%.
💡 Tip Gen Z: Presentasi FABE lebih efektif jika disertai demo interaktif dan social proof dari media sosial.
9.3 ESDE for Storytelling and Experience-Driven Engagement
Metodologi ESDE (Experience, Story, Data, Emotion) adalah pendekatan kontemporer yang menggabungkan storytelling dengan bukti data dan koneksi emosional.
- Experience: Mulai dengan pengalaman nyata (pribadi atau klien).
- Story: Rangkai pengalaman itu menjadi cerita yang relevan.
- Data: Perkuat cerita dengan angka, statistik, atau fakta.
- Emotion: Ajak audiens merasakan manfaat solusi.
Mengapa Cocok untuk Gen Z di Era Digital & VUCA?
- Digital: ESDE sangat cocok untuk format video pendek, webinar, dan podcast.
- VUCA: Mengombinasikan data dan emosi membuat pesan Anda lebih kredibel sekaligus memorable.
Contoh Aplikasi
Menjual software produktivitas:
- Experience: “Saat pandemi, tim kami kesulitan mengatur jadwal meeting lintas zona waktu.”
- Story: “Kami mencoba berbagai solusi, tetapi baru menemukan sistem ini yang bisa otomatis menyesuaikan jadwal.”
- Data: “Hasilnya, efisiensi meeting meningkat 25%.”
- Emotion: “Sekarang kami bisa fokus pada inovasi, bukan sekadar atur jadwal.”
💡 Tip Gen Z: ESDE akan lebih powerful jika Anda memanfaatkan multimedia: foto, video, dan grafis yang mendukung narasi.
9.4 The Challenger Sale
The Challenger Sale, dari penelitian CEB, mengklasifikasikan sales menjadi lima tipe: Hard Worker, Relationship Builder, Lone Wolf, Reactive Problem Solver, dan Challenger.
Tipe Challenger terbukti paling sukses karena mereka mengajarkan sesuatu yang baru kepada prospek, menyesuaikan pendekatan, dan mengontrol percakapan.
Tiga Pilar Challenger Sale
- Teach – Memberikan insight baru yang belum dipikirkan prospek.
- Tailor – Menyesuaikan pesan untuk setiap stakeholder.
- Take Control – Mengarahkan proses penjualan tanpa takut membahas harga lebih awal.
Mengapa Relevan di Era Digital & VUCA?
- Digital: Insight bisa diberikan lewat artikel, video edukasi, atau whitepaper sebelum meeting.
- VUCA: Memberi perspektif baru membantu prospek mengambil keputusan lebih cepat di tengah ketidakpastian.
Contoh Aplikasi
Menjual platform analitik:
- Teach: Tunjukkan data bahwa 60% perusahaan kehilangan peluang karena analitik lambat.
- Tailor: Fokus pada data industri spesifik prospek.
- Take Control: Arahkan pembicaraan ke solusi yang bisa memberikan quick win dalam 90 hari.
💡 Tip Gen Z: Kembangkan personal branding di LinkedIn untuk memposisikan diri sebagai trusted industry voice.
9.5 Conceptual Selling
Conceptual Selling (Miller Heiman) berfokus pada pemahaman konsep sukses yang ada di benak prospek.
Alih-alih menjual produk, Anda menjual cara prospek mencapai hasil yang mereka inginkan.
Prinsip Utama
- Setiap pembelian didorong oleh konsep unik di pikiran pembeli.
- Sales perlu menggali dan menyelaraskan solusi dengan konsep itu.
- Gunakan pertanyaan strategis untuk memahami “success vision” prospek.
Jenis Pertanyaan
- Confirmation Questions – Memastikan informasi yang sudah diketahui.
- New Information Questions – Menggali insight baru.
- Attitude Questions – Memahami motivasi dan nilai prospek.
- Commitment Questions – Mengukur kesiapan mengambil langkah.
- Issue Questions – Mengidentifikasi potensi hambatan.
Mengapa Relevan untuk Gen Z di Era Digital & VUCA?
- Digital: Konsep sukses prospek bisa digali lewat interaksi online, survey, atau analitik perilaku digital.
- VUCA: Memastikan solusi tetap selaras dengan konsep prospek meski situasi pasar berubah.
💡 Tip Gen Z: Gunakan tools seperti Typeform atau Google Forms untuk mengumpulkan insight prospek sebelum meeting.
9.6 Integrasi Metodologi untuk Penjualan Modern
Metodologi-metodologi ini tidak harus digunakan secara eksklusif.
Justru, Gen Z sales professional yang unggul akan menggabungkannya sesuai situasi:
- Gunakan SPIN di awal untuk menggali kebutuhan.
- Terapkan FABE saat presentasi produk.
- Gunakan ESDE untuk membangun koneksi emosional.
- Ambil pendekatan Challenger untuk mengedukasi dan mengarahkan prospek.
- Terapkan Conceptual Selling untuk memastikan solusi sesuai visi sukses prospek.
📌 Mindset Kunci:
Framework hanyalah alat. Nilai sebenarnya ada pada kemampuan Anda menyesuaikan metodologi dengan kepribadian, industri, dan dinamika prospek.

Bab 10 – Sales Roles & Career Path
(Memahami Peran dan Jalur Karier di Dunia Penjualan Modern untuk Gen Z)
Bagi Gen Z, dunia penjualan tidak lagi identik dengan pekerjaan “mengetuk pintu dan memaksa orang membeli”. Di era digital dan VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, Ambiguity), profesi penjualan telah berevolusi menjadi profesi strategis yang memadukan teknologi, psikologi, komunikasi, dan analisis data.
Jika dulu jalur karier sales terkesan sederhana — mulai dari sales junior, lalu senior, lalu manager — kini landscape sales career jauh lebih beragam. Ada spesialisasi peran, ada jalur keahlian, ada jalur kepemimpinan, dan semuanya punya peluang berkembang pesat jika dikelola dengan tepat.
Bab ini membahas:
- BDR, Hunter, Farmer – Tiga peran inti dalam ekosistem penjualan modern.
- Newbie Sales, Experienced Sales, Potential Sales – Tiga fase perkembangan individu dalam karier penjualan.
- Manager & Leadership Track – Jalur karier menuju manajemen dan kepemimpinan strategis.
10.1 BDR, Hunter, Farmer – Tiga Pilar Peran Penjualan
Setiap tim penjualan modern biasanya terdiri dari kombinasi peran yang saling melengkapi. Tiga di antaranya yang paling umum adalah BDR (Business Development Representative), Hunter, dan Farmer.
a. BDR (Business Development Representative)
Fokus: Membangun prospek awal dan membuka pintu peluang baru.
BDR adalah “garda depan” penjualan. Mereka bertugas melakukan prospecting, mencari calon pelanggan potensial, dan membuat janji temu untuk tim sales closer.
Di era digital, BDR memanfaatkan:
- Social Selling (LinkedIn, Instagram, TikTok) untuk membangun koneksi.
- Email outreach dengan personalisasi tingkat tinggi.
- Lead scoring tools untuk memprioritaskan prospek.
💡 Mindset BDR di Era VUCA:
Adaptif, cepat belajar, dan mampu memanfaatkan setiap tren digital sebagai peluang. Saat platform baru muncul, BDR adalah yang pertama bereksperimen.
b. Hunter
Fokus: Menutup penjualan baru dan mengejar target revenue dari pelanggan baru.
Hunter adalah tipe sales yang berorientasi pada akuisisi. Mereka agresif dalam mencari peluang, cepat mengeksekusi, dan tidak takut mengambil risiko.
Keterampilan kunci:
- Negotiation mastery untuk deal yang kompetitif.
- Solution selling agar penawaran relevan dengan kebutuhan prospek.
- Time management untuk mengelola pipeline yang padat.
💡 Mindset Hunter di Era Digital:
Hunter modern bukan sekadar “pengejar target”, tetapi strategic deal maker yang menggabungkan market intelligence, digital engagement, dan data-driven decision making.
c. Farmer
Fokus: Mengelola dan mengembangkan pelanggan yang sudah ada.
Farmer adalah tipe sales yang membangun loyalitas dan repeat business.
Tugas utama:
- Account management untuk menjaga hubungan jangka panjang.
- Up-selling & cross-selling solusi baru.
- Customer success collaboration agar pelanggan mendapatkan nilai maksimal.
💡 Mindset Farmer di Era VUCA:
Farmer tidak hanya memelihara, tetapi juga mengoptimalkan value pelanggan dengan insight pasar terbaru dan inovasi layanan.
📌 Catatan Penting untuk Gen Z:
Banyak sales profesional sukses memulai sebagai BDR, lalu mencoba peran Hunter, sebelum akhirnya menjadi Farmer di akun-akun strategis. Menguasai ketiganya memberi fondasi karier yang sangat kuat.
10.2 Newbie Sales, Experienced Sales, Potential Sales – Tahapan Perkembangan Individu
Selain pembagian peran, perjalanan karier sales juga bisa dilihat dari fase perkembangan individu. Tiga fase ini mencerminkan pengalaman, daya tahan, dan potensi masa depan seorang salesperson.
a. Newbie Sales
Definisi:
Salesperson yang masih belum berpengalaman, dengan masa kerja 0–3 bulan, dan belum tentu bertahan hingga 1 tahun pertama.
Karakteristik:
- Masih mencari gaya komunikasi yang efektif.
- Sering bingung mengelola pipeline.
- Rentan terhadap rasa tidak percaya diri.
Tantangan di Era VUCA:
Newbie sering kewalahan menghadapi informasi yang terlalu banyak (info overload) dan perubahan tren yang cepat.
Strategi Bertahan & Berkembang:
- Belajar cepat – Gunakan e-learning, podcast, dan webinar sales.
- Cari mentor – Belajar dari senior yang sukses.
- Bangun disiplin harian – Targetkan minimal jumlah kontak harian.
💡 Kunci untuk Gen Z Newbie:
Gunakan kekuatan digital native Anda untuk menguasai tools penjualan lebih cepat dari generasi sebelumnya.
b. Experienced Sales
Definisi:
Salesperson berpengalaman lebih dari 1 tahun, telah melewati minimal 1 siklus penjualan tahunan.
Karakteristik:
- Memahami siklus penjualan dari awal hingga akhir.
- Mampu mengelola keberatan (objection) dengan percaya diri.
- Punya data historis untuk analisis strategi.
Tantangan di Era VUCA:
Persaingan ketat, pelanggan lebih cerdas, dan siklus penjualan yang dinamis.
Strategi untuk Tetap Kompetitif:
- Continuous learning – Ikuti tren teknologi penjualan terbaru.
- Diversifikasi channel – Gabungkan offline, online, dan social selling.
- Bangun personal brand – Tunjukkan keahlian melalui konten edukatif.
💡 Kunci untuk Gen Z Experienced:
Jangan terjebak di zona nyaman. Terus eksplorasi pendekatan baru yang relevan dengan tren industri.
c. Potential Sales
Definisi:
Salesperson berprestasi, haus tantangan dan ilmu, eager to learn & grow, dengan ambisi naik jenjang karier.
Karakteristik:
- Memiliki track record penjualan di atas rata-rata.
- Aktif mencari pelatihan lanjutan.
- Mampu memimpin inisiatif kecil di tim.
Tantangan di Era VUCA:
Menghadapi ekspektasi tinggi dan tekanan untuk memberikan hasil konsisten di tengah pasar yang berubah cepat.
Strategi untuk Naik Kelas:
- Kembangkan leadership skill – Mulai dari mentoring junior.
- Kuasi advanced sales methodologies (SPIN, Challenger, Conceptual Selling).
- Bangun network strategis di industri.
💡 Kunci untuk Gen Z Potential Sales:
Gunakan teknologi dan personal branding untuk memperkuat positioning sebagai calon leader masa depan.
10.3 Manager & Leadership Track – Jalur Menuju Kepemimpinan
Bagi banyak sales profesional, puncak karier bukan hanya menjadi top seller, tetapi juga memimpin tim penjualan.
a. Jalur Menuju Sales Manager
- Team Leader / Senior Sales: Memimpin 2–5 anggota tim, fokus pada coaching harian.
- Sales Supervisor: Mengawasi kinerja tim lebih besar, mengelola target, dan membuat laporan manajemen.
- Sales Manager: Bertanggung jawab atas strategi, target, dan pengembangan tim secara keseluruhan.
b. Leadership Skill yang Dibutuhkan
- Coaching & Mentoring – Membantu tim berkembang melalui umpan balik konstruktif.
- Strategic Planning – Menyusun rencana jangka panjang yang selaras dengan strategi perusahaan.
- Performance Management – Memantau KPI dan mengatasi masalah performa secara proaktif.
- Change Management – Memimpin tim melewati perubahan pasar dan teknologi.
💡 Tip Gen Z:
Gunakan data analytics untuk memimpin. Manager modern memanfaatkan dashboard KPI real-time untuk membuat keputusan cepat.
c. Alternatif Jalur Karier: Specialist Track
Tidak semua sales profesional ingin menjadi manager. Ada juga jalur spesialis seperti:
- Key Account Director – Mengelola akun strategis bernilai tinggi.
- Sales Enablement Specialist – Fokus pada pelatihan, tools, dan proses penjualan.
- Business Development Strategist – Mengembangkan pasar baru dan kemitraan strategis.
10.4 Mengintegrasikan Peran, Fase, dan Jalur Karier
Di dunia penjualan modern, perjalanan karier tidak selalu linear.
Seorang Gen Z bisa:
- Mulai sebagai BDR → menjadi Hunter → kemudian Farmer akun strategis.
- Melewati fase Newbie → Experienced → Potential.
- Memilih jalur Manager Track atau Specialist Track.
Kuncinya adalah:
- Kenali kekuatan pribadi Anda.
- Kuasai teknologi dan metodologi penjualan.
- Bangun jaringan dan reputasi profesional.
🎯 Pesan untuk Gen Z Sales Professional:
Dunia penjualan di era digital dan VUCA memberi Anda peluang yang lebih besar dari generasi sebelumnya.
Namun, peluang ini hanya bisa dimanfaatkan oleh mereka yang:
- Cepat belajar.
- Fleksibel beradaptasi.
- Konsisten membangun kompetensi dan koneksi.
——-0——–
PENULIS
Doddy Ariesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst
Doddy is a sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.
Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale.
He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.
–0–
Desain Smart & Impactful Sales Training Program
Judul Sales Training
Desain Smart & Impactful Sales Training Program
Deskripsi
Pelatihan ini dirancang untuk memberikan keterampilan, pengetahuan, dan kreativitas kepada tim HR generasi muda dalam merancang program pelatihan sales yang efektif, engaging, dan berdampak tinggi. Mengambil inspirasi dari Jafra Development Training Program (JDT) yang terkenal dengan kombinasi gamification, experiential learning, dan clear milestone, peserta akan belajar menyusun kurikulum, silabus, metode, serta strategi implementasi yang sesuai dengan karakter Gen Z dan kebutuhan penjualan modern. Juga, dari berbagai industri seperti Edukasi, FMCG, Farmasi, Otomotif, dan sharing dari industri lainnya.
Manfaat
Setelah mengikuti pelatihan ini, peserta mampu:
- Memahami filosofi dan desain JDT serta relevansinya untuk generasi penjual baru.
- Menyusun kurikulum sales training berbasis milestone dan pengalaman.
- Mengintegrasikan gamification untuk meningkatkan motivasi dan keterlibatan peserta.
- Merancang kombinasi metode in-class training dan field coaching.
- Membuat rundown dan aktivitas pelatihan yang engaging bagi Gen Z sales team.
- Menyusun mekanisme evaluasi dan pengakuan (recognition) yang efektif.
Keunggulan
- 1. Berbasis Studi Kasus Nyata → dari Industri FMCG, Farmasi, Skincare, dan Otomotif serta sharing di industri lainnya.
- 2. Metode Hybrid → Menggabungkan teori, praktik, dan simulasi kreatif.
- 3. Gen Z Friendly → Menggunakan media digital, storytelling, dan desain visual menarik.
- 4. Gamified Learning → Leaderboard, challenge, badge, dan micro reward.
- 5. Toolkit Lengkap → Template kurikulum, silabus, dan activity plan siap pakai.
Skill
- Instructional Design for Sales Training
- Gamification Strategy
- Experiential Learning Facilitation
- Sales KPI Integration in Training
- Creative Training Activities for Gen Z
- Coaching & Mentoring Skills
Target Peserta Sales Training
- HR & Learning Specialist
- Sales Capability Development Officer
- Training & Development Executive
- Sales Trainer
- Recruitment & Onboarding Specialist
- Gen Z HR team yang ingin meningkatkan kompetensi desain pelatihan
Durasi
2 Hari
Metode Sales Training
- Participative Learning;
- Gamification;
- Group Discussion;
- Interactive Presentation;
- Case Study;
- Impactful Role Play;
- Simulation;
- Group Presentation.
Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan sales mencapai target penjualan perusahaan. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia sales dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.
Address:
H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps –>> klik disini
Phone / Whatsapp :
0852 8350 0976 (DINI) –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA) –>> klik disini
Email:
dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com
Socmed:
LinkedIn : imtiyazlearningconsulting –>> klik disini
Instagram : imtiyazlearnings –>> klik disini