(Sales Manager Training Series) Peran Sales Manager: Lebih dari Sekadar Ngejar Angka

Sales Manager Training Series ~ Imtiyaz Learnings |Di sebuah desa yang subur di kaki gunung, hiduplah seorang petani bernama Raka. Setiap pagi, ia turun ke sawah dengan cangkul di tangan dan semangat di dada. Tapi Raka bukan petani biasa. Ia bukan cuma menanam padi dan menunggu panen. Ia harus memastikan banyak hal berjalan serentak—seolah setiap butir padi adalah target penjualan yang harus tumbuh sempurna.

Musim tanam baginya bukan sekadar menabur benih. Ia harus tahu kapan waktu terbaik untuk mulai menanam, berapa luas lahan yang sanggup ia kelola, dan berapa hasil yang realistis bisa ia capai—mirip seperti seorang Sales Manager yang harus menyusun sales plan: menakar target, membaca cuaca pasar, dan menyiapkan strategi agar hasilnya melimpah.

Tapi perjuangan Raka tidak berhenti di sawah.
Hujan tak selalu turun tepat waktu, pupuk kadang langka, dan burung-burung sering menyerbu ladang. Ia belajar cepat bahwa menjadi petani bukan cuma soal “menanam”, tapi mengelola sistem dan orang-orang. Ada pekerja yang harus ia arahkan, ada tengkulak yang harus ia negosiasikan harga, ada koperasi yang harus ia ajak kerja sama agar biaya pupuk bisa ditekan. Ia harus tegas sekaligus sabar; keras di strategi tapi lembut dalam pendekatan—persis seperti Sales Manager yang harus mengatur tim, klien, dan stakeholder dengan kepala dingin tapi hati panas.

Raka juga tahu bahwa hasil panen yang baik tak cukup hanya karena kerja keras hari ini. Ia rajin mencatat setiap hal kecil: kapan hujan pertama turun, seberapa banyak air yang dibutuhkan, jenis pupuk apa yang paling cocok. Catatan itu menjadi panduan untuk musim tanam berikutnya. Itulah bentuk sales administration dalam versi ladang: disiplin mencatat, belajar dari data, bukan sekadar mengandalkan perasaan.

Sales Manager Ibarat Petani ~ Sales Manager Training
Sales Manager Ibarat Petani

Dan ketika panen tiba, Raka tak pernah berteriak kegirangan sendirian. Ia mengumpulkan para pekerja, memberi ucapan terima kasih, membagi hasil, dan mengingatkan bahwa keberhasilan ini bukan karena satu orang, tapi karena kerja tim yang kompak dan terarah. Ia tahu: sawah sebesar apa pun tak akan menghasilkan apa-apa kalau tidak ada kebersamaan dan semangat yang dijaga.

Begitulah seorang Sales Manager seharusnya.
Ia bukan hanya “pengejar target” seperti petani yang hanya ingin panen cepat. Ia adalah pengelola ekosistem, yang paham tanahnya, mengarahkan timnya, menjaga hubungan dengan banyak pihak, mencatat setiap langkah, dan memanen bukan hanya hasil—tapi juga kebanggaan.

Karena pada akhirnya, baik petani maupun Sales Manager tahu satu hal:
yang mereka tanam hari ini bukan cuma benih atau angka, tapi masa depan.

Kalau ditanya, “Apa pekerjaan seorang Sales Manager?”, banyak yang langsung jawab: “Ya tanggung jawabnya ngejar target penjualan.” Jawabannya nggak salah, tapi juga nggak cukup. Karena di balik pekerjaan itu, ada banyak elemen yang harus dikuasai agar performanya nggak cuma “cukup”, tapi luar biasa.

Dalam artikel ini, kita kupas tiga area besar dari peran Sales Manager:

  1. Sales Planning (Perencanaan Penjualan)
  2. Sales Management (Manajemen Sales)
  3. Sales Administration (Administrasi Penjualan)

Setiap area akan dibarengi ilustrasi nyata supaya kamu bisa membayangkan: kalau kamu Sales Manager, apa yang harus kamu lakukan, mana yang kamu persiapkan, dan bagaimana mengatasi tantangan.

 

  1. Sales Planning (Perencanaan Penjualan)

Perencanaan penjualan adalah pondasi. Tanpa pondasi yang kuat, tiang mana pun gampang roboh. Sales Planning meliputi berbagai aktivitas yang membuat strategi penjualan kamu bukan cuma “asal jalan”, tapi terarah, realistis, dan scalable.

Komponen Utama dalam Planning

  • Menentukan & menyusun objektif bareng tim
    Contoh: Januari datang. Kamu duduk dengan tim sales, marketing, keuangan, dan mungkin supply chain. Bareng-bareng kalian bahas: “Kapan targetnya? Berapa?” Contoh: target omzet tahun ini naik 20% dibanding tahun lalu. Tapi bukan cuma angka — juga target aktivitas: jumlah prospek baru, closing rate, rata-rata nilai transaksi, retensi pelanggan, dll.
  • Analisis hasil penjualan sebelumnya
    Jangan cuma bilang “kita harus lebih tinggi 20%”. Pertama: kenali dari mana omzet kamu sekarang. Apakah penjualan selama ini stagnan? Atau pernah turun di kuartal tertentu? Contoh: Sales di daerah A selalu turun di bulan puasa; di daerah B lebih stabil. Kenali tren seperti itu.
  • Review aktivitas salesforce lama
    Salesforce = tim lapangan, tele-sales, digital sales, apa saja bentuknya. Mana aktivitas yang berhasil — misal kunjungan ke toko reguler — dan mana yang nggak — misal cold call yang terlalu acak tanpa segmentasi.
  • Cari peluang bisnis baru
    Bisa dalam bentuk pasar geografi (daerah yang belum dijamah), segmen pelanggan baru (Usaha kecil menengah vs enterprise vs institusi), produk tambahan, cross-sell/up-sell. Contoh: perusahaan minuman ringan melihat bahwa sekolah atau kantin industri bisa jadi pasar baru, selain minimarket dan warung.
  • Cek kondisi market
    Apa yang sedang terjadi di industri? Misal harga bahan baku naik, inflasi, persaingan dari produk/import murah, regulasi baru, demografi berubah, teknologi digital makin merajai, preferensi konsumen berubah. Semua ini mempengaruhi penjualan.
  • Forecasting (prediksi penjualan)
    Dari data historis, dari tren market, dari input tim, kamu buat untuk tiap bulan, kuartal, dan tahun. Forecast bukan sekadar tebakan: harus berdasar data (sales sebelumnya, data leads, data market), dan harus realistis tapi tetap mendorong.
  • Planning sales effort (alokasi energi & fokus)
    Mana segmen yang akan didorong lebih keras? Mana produk yang akan diprioritaskan? Mana wilayah yang perlu dukungan lebih? Contoh: kamu lihat produk A margin-nya tipis tapi volume tinggi, sedangkan produk B margin besar tapi pasar kecil. Tim bisa fokus lebih besar ke produk margin tinggi, tapi jangan abaikan produk volume tinggi kalau dia memberikan cash flow.
  • Menyusun sales budget
    Anggaran untuk biaya kegiatan sales: gaji & insentif tim, biaya perjalanan & logistik (kunjungan, bensin, kendaraan), biaya promosi atau material marketing, biaya pelatihan tim, dan dana cadangan untuk aktivitas mendadak (misal pameran, tender besar). Semua harus disinkronkan dengan forecast dan objektif.

Ilustrasi Kasus “Planning”

Misalnya kamu Sales Manager di sebuah perusahaan makanan ringan. Tahun lalu target salesnya Rp 10 miliar, kenyataannya cuma Rp 8,5 miliar.

  • Setelah dianalisis, kamu tahu bahwa:
    • Produk baru belum dipromosikan secara agresif, sehingga awareness rendah.
    • Wilayah Timur Indonesia permintaannya potensial, tapi distribusi & stok sering telat.
    • Promo “bundle” atau “paket ekonomis” kurang dimanfaatkan.
    • Tim lapangan lebih banyak menghabiskan waktu di kota besar, sementara di kota-kota kecil potensi tumbuhnya besar.
  • Maka, planning tahun ini bisa jadi:
    • Target naik ke Rp 12 miliar, dengan tambahan produk baru & paket ekonomis.
    • Fokus distribusi ke wilayah Timur, tambah stok, optimasi logistik.
    • Tambah satu sales person lokal di wilayah yang distribusinya sulit agar stok lebih terjaga & respons cepat.
    • Anggarkan untuk promosi lokal + sampling + bundling.
    • Forecast bulanan dibuat detail: misal kuartal 1 Rp 3 miliar, Q2 Rp 3,5 miliar, dll.
Gen Z Sales with Kolibri ~ sales manager training
Gen Z Sales with Kolibri ~ sales manager training
  1. Sales Management (Manajemen Sales)

Kalau Planning adalah bagian “apa yang harus dilakukan / akan dilakukan”, maka Management adalah “bagaimana cara memastikan itu terjadi”. Di sinilah fungsi kepemimpinan, manajerial, coaching, eksekusi secara harian, mingguan, bulanan, sangat dominan.

Tugas Utama Sales Manager dalam Management

  • Rekrut & seleksi orang baru
    Timmu hanya sekuat orang-orangnya. Memilih sales person yang memiliki attitude, ketahanan mental, kemampuan komunikasi, jaringan, dan integritas itu penting. Jangan asal cepat kuntul — orang salah bisa bikin target gagal, moral tim ikut turun.
  • Bikin sistem & SOP yang solid
    SOP untuk proses prospek, follow-up, closing, complaint handling, laporan penjualan, pengembalian barang, retur, pembayaran, diskon. Semua harus jelas: siapa melakukan apa, kapan, bagaimana dokumentasinya.
  • Nyusun training & development plan
    Sales baru butuh onboarding: produk, pasar, teknik closing, handling keberatan (objections). Sales lama butuh refresh: skill digital, negosiasi, manajemen waktu, produk baru, perubahaan kebijakan.
  • Training tim agar makin jago
    Bisa internal (manager atau senior sales mengajar junior) atau eksternal (workshop, trainer). Praktik role-play, simulasi kunjungan ke klien, demo produk, berbagi cerita kegagalan dan pembelajaran.
  • Bangun tim yang kompak & produktif
    Chemistry tim itu nggak main-main. Komunikasi yang terbuka, saling bantu, rasa saling menghargai, reward & apresiasi, bahkan sedikit “kesenangan” bareng (team building). Kalau timnya bersatu, bahkan di situasi sulit pun bisa bersama-sama cari solusi.
  • Menjadi leader & motivator yang bikin tim tetap semangat
    Nggak cukup hanya “beri target”. Harus bisa memotivasi: memimpin dengan teladan, memberi pujian bila berhasil, memberi feedback membangun, daring atau offline, memberi ruang diskusi masalah, ikut merayakan kemenangan sekecil apapun.
  • Mengatur komunikasi internal & eksternal tim
    Internal: dengan tim, manajemen atas (direktur, CEO), tim pendukung (logistik, marketing, finance). Eksternal: dengan distributor, retailer, pelanggan besar, partner. Pastikan semua pihak “di loop” informasinya agar tidak ada miskomunikasi yang bisa merugikan.
  • Time management yang efektif
    Karena Sales Manager punya banyak tugas — selain ngejar target, juga urus administrasi, tim, training, meeting, perjalanan ke lapangan. Harus bisa prioritas: apa yang harus dikerjakan sendiri, apa yang bisa didelegasikan.
  • Ikut turun ke lapangan kalau perlu
    Ini bagian penting supaya kamu nggak jauh dari “realitas”. Misalnya mendampingi sales person besar atau potensial untuk closing besar, observasi bagaimana mereka pitch ke klien, apa obstacle-nya, bagaimana respons pelanggan. Dari situ kamu dapat insight.
  • Sales accompaniment (mendampingi tim saat prospek)
    Kadang sales person baru atau yang belum perform maksimal butuh pendampingan langsung: bagaimana opening, presentasi produk, handling keberatan, closing. Dengan mendampingi, kamu bisa langsung mengoreksi gaya, bahasa, strategi mereka.
  • Delegasi kerjaan yang tepat
    Tidak semua hal harus dikerjakan sendiri. Misalnya: administrasi laporan harian, pengecekan stok, koordinasi logistik bisa didelegasikan ke koordinator sales atau staff support.
  • Maintain disiplin & standar kerja tinggi
    Jalanin SOP: ketepatan waktu, target kunjungan, follow up leads, dokumentasi, etika penjualan, presentasi produk, cara berpakaian kalau diperlukan. Disiplin di tingkat dasar ini membentuk profesionalitas tim.
  • Review performa tim & individu
    Misal lewat meeting mingguan atau bulanan: siapa yang mencapai target, siapa yang di bawah, kenapa. Gunakan KPI yang jelas: jumlah prospek baru, closing rate, rata-rata nilai penjualan, waktu siklus closing, retensi pelanggan, dan sebagainya.
  • Counseling / coaching kalau ada masalah
    Tidak semua orang bisa perform maksimal langsung. Mungkin ada yang kurang motivasi, ada konflik, ada masalah personal, atau kemampuan tertentu yang perlu ditingkatkan. Sebagai Sales Manager, kamu harus bisa mendengarkan, memberi feedback, memberi solusi, mentoring.
  • Identifikasi gap kinerja
    Misalnya: tim punya target kunjungan 20 toko perminggu, tapi satu sales hanya mencapai 10. Atau closing rate buruk, banyak prospek yang tidak dilanjutkan, atau follow-up lambat. Itu indikator gap.
  • Correcting gap (memberi solusi perbaikan)
    Setelah identifikasi, tindakan: latihan role play, sharing best practice dari sales yang sukses, membuat checklist harian, menetapkan mini-target mingguan, memberi bantuan atau pairing antara sales berpengalaman dan baru.
  • Capai target tim 🎯
    Semua poin di atas bukan tujuan sendiri: tujuan akhirnya adalah target tercapai — omzet, margin, growth, market share, profit. Dan target tersebut harus dicapai dengan cara yang sehat: tidak mengorbankan kualitas produk, layanan, reputasi, atau budaya perusahaan.

Ilustrasi Kasus “Manajemen Sales”

Mari kita bayangkan kamu Sales Manager di perusahaan teknologi yang menjual software manajemen bisnis ke UKM.

  • Ada tim sales luar (kunjungan langsung ke calon klien), dan tim inside sales (tele-sales, demo via video conference).
  • Bulan pertama: insight bahwa banyak leads yang datang lewat form website tidak segera ditindaklanjuti karena inside sales sibuk dengan panggilan cold call. Banyak leads hangus sebelum follow-up ke calon klien.
  • Selain itu, tim luar mengeluh bahwa materi demo belum memuaskan — demo butuh lebih banyak contoh studi kasus dari pelanggan lokal supaya calon klien bisa relate.
  • Ada dua individu yang performanya jauh di bawah target, tapi mereka malu bertanya atau minta bantuan.

Tindakan yang kamu ambil sebagai Sales Manager:

  1. Analisis alur kerja: mulai dari lead generation → distribusi lead → follow up → demo → closing. Identifikasi bottleneck: leads ikut form tidak masuk ke inside sales cepat atau tidak diprioritaskan.
  2. Buat SOP alur lead:
    • Setelah lead masuk, dalam waktu maksimum 24 jam inside sales harus menghubungi.
    • Ada kualifikasi lead: apakah siap demo, butuh presentasi tatap muka, butuh waktu budgeting, atau masih sekadar eksplorasi.
    • Catat tahapannya di CRM supaya bisa dilacak.
  3. Pelatihan: adakan sesi sharing antara sales yang sudah sering closing kecil-kecilan dengan yang belum. Role-play handling keberatan seperti harga, keamanan data, return on investment (ROI), dll.
  4. Pendampingan: sales dengan performa rendah dipasangkan mentor senior. Pendampingan lapangan: kamu ikutan demo besar agar bisa lihat kekurangan aspek presentasi mereka.
  5. Motivasi & team building: tiap minggu ada meeting pagi kecil — review prestasi, cerita sukses singkat untuk menginspirasi. Beri reward kecil: voucher makan, makan bareng, touring, camping, atau bonus tambahan bagi yang melewati target mingguan.
  6. Evaluasi & revisi: setelah satu bulan, cek hasilnya. Apakah respons terhadap leads meningkat? Apakah closing rate naik? Apakah ada lead hangus lebih sedikit? Berdasarkan hasil itu, revisi alur / SOP jika masih ada celah.

 

  1. Sales Administration (Administrasi Penjualan)

Biar sekeras apapun plan-nya, secepat apapun eksekusinya, tanpa administrasi yang rapi, semua bisa jadi berantakan. Administrasi adalah tulang punggung yang menjaga agar workflow, akuntabilitas, dan pelaporan tetap jelas.

Hal-hal Penting di Administrasi Penjualan

  • Maintain catatan yang rapi & akurat
    Semua aktivitas harus dicatat: prospek, follow up, kunjungan, presentasi, closing, retur, komplain. Tidak boleh ada “loh kok lupa catat?” karena itu membuka ruang kesalahan, kehilangan peluang, atau tidak bisa analisis dengan baik.
  • Ikuti reporting procedure yang benar
    Misalnya laporan mingguan, laporan bulanan, laporan forecast & aktual, laporan hambatan & solusi. Laporan harus jelas formatnya, siapa penerimanya, kapan batas waktunya.
  • Patuhi standar administrasi perusahaan
    Perusahaan biasanya punya aturan soal dokumen keuangan, invoice, pembayaran, retur, persetujuan diskon, pengembalian barang. Sales Manager harus memastikan timnya mematuhi ini agar tidak terjadi masalah keuangan, hukum, atau reputasi.

Ilustrasi Kasus Administrasi

Kembali ke perusahaan makanan ringan:

  • Ada kasus di mana invoice dari distributor X terlambat dibayar karena data tidak lengkap: nama produk salah, jumlah unit salah, alamat distributor salah. Akibatnya distributor protes, barang retur, dan reputasi perusahaan sedikit rusak.
  • Di sisi lain, tim sales lapangan lupa mencatat kunjungan atau demo yang mereka lakukan — sehingga data efektivitas aktivitas mereka (berapa demo → berapa closing) jadi tidak bisa diketahui dengan jelas.

Tindakan sebagai Sales Manager:

  1. Standarisasi formulir atau sistem CRM: buat template yang memasukkan: tanggal kunjungan, nama pelanggan, produk dibawa, hasil kunjungan (apakah ada follow up, closing, komplain, pengambilan order, dll).
  2. Training administrasi: sering banyak sales yang malas isi laporan karena dianggap “biasa-biasa saja”. Buat workshop kecil agar mereka memahami bahwa laporan yang rapi = bahan strategis perusahaan = bisa dapat insight & alokasi sumber daya yang lebih baik.
  3. Follow up laporan: tetapkan deadline pelaporan (misal laporan kunjungan mingguan dikumpulkan senin pagi), dan ada review singkat oleh kamu atau koordinator sales. Feedback langsung kalau ada data yang kurang atau kesalahan.
  4. Pastikan kepatuhan terhadap SOP keuangan & kebijakan diskon: misalnya kalau sales menawarkan diskon lebih dari 10%, harus ada persetujuan dari atasan atau finance, dan dokumen diskon diproses sesuai prosedur. Begitu juga retur atau klaim garansi harus dilaporkan dan disetujui.

 

Kombinasi Ketiga Area: Bagaimana Mereka Saling Berkaitan

Penting dipahami bahwa Sales Planning, Sales Management, dan Sales Administration tidak bisa berdiri sendiri-sendiri. Mereka harus saling terintegrasi agar tim sales bekerja optimal. Contoh bagaimana mereka saling terkait:

  • Planning menetapkan target & strategi → Management mengeksekusi dengan tim dan sistem → Administration mencatat, melaporkan, memberi data untuk evaluasi → dari evaluasi kembali ke planning kapan ada revisi.
  • Bila administrasi kacau, data yang digunakan dalam laporan/analisis bisa salah → forecasting/planning bisa meleset → target tidak tercapai.
  • Bila manajemen lemah (contoh: tim kurang motivasi, kurang pelatihan, SOP tidak dijalankan), meskipun target & rencana bagus, hasil bisa jauh di bawah kapasitas.
  • Perubahan di pasar (market) perlu planning ulang, tetapi perubahan harus juga disosialisasikan ke tim (management), dan tercermin di sistem administrasi agar semua data konsisten.

 

Tantangan yang Sering Dihadapi Sales Manager & Cara Mengatasinya

Menjadi Sales Manager bukan tugas yang mulus. Banyak tantangan yang muncul. Berikut beberapa yang sering terjadi dan saran cara menanganinya:

Tantangan Penyebab Solusi / Strategi
Target tidak realistis / terlalu agresif Perencanaan tanpa data kuat, tekanan dari atas Revisi forecast berdasarkan data aktual + komunikasi ke atas; minta target interim (jangka pendek) agar progres bisa dipantau
Tim kurang motivasi / burnout Beban kerja berlebihan, target tinggi, kurang apresiasi Buat rotasi tugas, beri reward & pengakuan, pastikan work-life balance, liburan atau refresh jika perlu
Komunikasi internal buruk Tidak ada meeting rutin, tidak transparan, feedback tertunda Jadwalkan meeting mingguan, laporan singkat, ruang untuk mendengarkan masalah tim, komunikasi dua arah
Data & administrasi buruk Sistem yang tidak user‐friendly, sales menganggap administratif bukan prioritas Gunakan tool CRM atau aplikasi sederhana; training dan disiplin; integrasikan administrasi ke dalam KPI
Kesalahan forecasting Data historis kurang lengkap, kondisi pasar berubah cepat Update data secara berkala, gunakan pendekatan rolling forecast, libatkan tim lapangan untuk insight real
Produktivitas tim rendah Tidak ada prioritas, waktu tidak terstruktur, lembur tanpa arah Bantu tim buat planning mingguan; set prioritas; coaching time management; evaluasi aktivitas vs outcome
Sales terlalu fokus di satu wilayah/produk saja “Zona aman”, takut risiko, kurang eksplorasi Analisis potensi wilayah/produk baru; alokasi sumber daya khusus untuk ekspansi; eksperimen kecil dulu
Pelaut Digital Gen Z ~ sales manager training
Pelaut Digital Gen Z ~ sales manager training

Kiat Praktis Menjadi Sales Manager yang Kompeten

Berikut tips yang bisa kamu terapkan langsung. Bisa jadi checklist harian atau mingguan yang membantu kamu meningkat sebagai Sales Manager:

  1. Gunakan data nyata
    Selalu punya dashboard dengan KPI: sales aktual vs target, closing rate, rata-rata waktu closing, rata-rata nilai transaksi, jumlah prospek aktif, pipeline per tahap.
  2. Rutin monitoring aktivitas
    Tak usah selalu melihat angka akhir, tapi aktivitas harian tim: berapa kunjungan, follow up leads, demo, proposal, panggilan, email follow‐up.
  3. Jadwalkan coaching/pertemuan pribadi
    Tim performa tinggi dan rendah pun butuh umpan balik. Temui mereka satu‐satu untuk mengetahui hambatan, motivasi, aspirasi.
  4. Ciptakan budaya belajar
    Sering curah pendapat (brainstorming), berbagi kesalahan & pelajaran, update teknik sales baru, teknologi penunjang, tren pasar.
  5. Hadapi kegagalan sebagai pelajaran
    Bila satu produk buruk penjualannya, telusuri kenapa: positioning? harga? pesan promosi? saluran distribusi? Ulas dengan tim, jangan menyalahkan orang.
  6. Fokus pada pelanggan
    Pelanggan puas = repeat order + rekomendasi. Jadi survei kepuasan, tanggapi keluhan cepat, kenalkan value tambahan, jangan cuma “jual & lari”.
  7. Adaptabilitas & fleksibilitas
    Pasar bisa berubah: ekonomi, pesaing, teknologi. Seorang Sales Manager yang hebat bisa geser strategi dengan cepat, revisi planning, adjust budget, re‐alokasi effort.
  8. Gunakan teknologi & tools
    CRM, aplikasi pelacakan kunjungan, dashboard laporan, otomatisasi email / reminder, tools produktivitas. Ini membantu administrasi dan pelaporan lebih cepat & akurat.
  9. Work‐life balance bagi tim
    Sales sering dianggap “kerja keras non-stop”. Tapi kalau terus menerus tanpa jeda bisa muncul kelelahan (burnout), drop performa. Jadwalkan istirahat, dukung kegiatan yang menyegarkan.
  10. Evaluasi terus‐menerus dan revisi
    Setelah tiap periode (minggu, bulan, kuarter), cek apa yang berhasil & tidak. Jangan takut ubah strategi kalau memang perlu.

 

Kesimpulan

Menjadi Sales Manager itu bukan semata‐mata “ngejar angka” — meski target penjualan adalah elemen krusial. Tapi lebih dari itu:

  • Sales Manager harus merencanakan dengan matang (planning).
  • Menjalankan (management) dengan kualitas kepemimpinan, sistem, motivasi tim.
  • Menjaga administrasi supaya semua langkah terdokumentasi, bisa dipantau, dan tercapai sesuai standar (administration).

Semua itu harus seimbang dan terintegrasi. Bila salah satu elemen lemah, hasilnya akan kurang optimal—target tidak tercapai, tim lelah, data chaos, peluang hilang.

 

PENULIS

DoddyAriesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst

Doddy is a sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.

Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale.

He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.

–0–

logo imtiyaz learnings

Smart Sales Manager 4.0

Judul Sales Manager Training

Smart Sales Manager 4.0

Deskripsi

Sales Training ~ Imtiyaz Learnings | Bagaimana memahami territory management, breakdown target, mendesain KPI, mendesain insentif, dan mengevaluasi kinerja tim sales, serta memahami 3 peran sales manager secara maksimal yaitu mengelola tugas dengan baik, mengelola waktu, dan mengelola orang lain. Dan juga tanpa melupakan bagaimana kita memanfaatkan artificial intelligence untuk memaksimalkan peran manajemen kita.

Manfaat

Membekali para Sales Manager dengan skill yang tepat dalam mengelola diri dan tim penjualannya, termasuk di dalamnya skill territory management, break down sales target, menyelaraskan pencapaian insentif untuk mencapai target pribadi tim penjualan. Memanfaatkan media sosial, digital, dan artificial intelligence untuk mendapatkan database dan prospek.

Keunggulan

Para Sales Manager mudah memahami konten dari materi training ini, karena mudah diterapkan, inspiratif, juga membekali skill teknis mereka sebagai sales manager. Disempurnakan dengan skill media sosial, digital, dan artificial intelligence yang sangat suportif untuk pencapaian penjualan.

Skill

Smart time management, Smart task management, Smart leader, sales territory management, Smart problem solver and decision maker, smart prospecting, smart database gathering.

Target Peserta Sales Manager Training 

Sales Leader, Sales Manager, Sales Director, Vice President Sales Marketing, General Manager Sales, C-Level

Materi Training
  1. Time Management
  2. Task Management
  3. Territory Manager
  4. Problem Solving
  5. Decision making
  6. Breakdown Sales Target
  7. Prospect Database Gathering
  8. Smart Coaching for high performance.
Durasi

2 Hari

Metode Sales Training 
  • Participative Learning;
  • Group Discussion;
  • Interactive Presentation;
  • Case Study;
  • Impactful Role Play;
  • Simulation; Group Presentation.

 

contact marketing imtiyaz

Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan sales mencapai target penjualan perusahaan. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia sales dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.

Address:

H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps  –>> klik disini

Phone / Whatsapp :

0852 8350 0976 (DINI)  –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA)  –>> klik disini

Email:

dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com

Socmed:

LinkedIn : imtiyazlearningconsulting  –>> klik disini
Instagram :  imtiyazlearnings  –>> klik disini

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

sales manager training

Share to Learn

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top