Belajar Leadership dari Rinjani ~ Imtiyaz Learnings | Gugurnya salah satu pendaki gunung perempuan asal Brazil di Rinjani akhir-akhir ini, membuat jagad media sosial (medsos) semakin memanas. Apalagi saling serang komentar dari para netizen Indonesia dan Brazil menambah warna khas dunia medsos. Membahananya isu Rinjani ini semakin diamplifikasi oleh para selebritis medsos tanah air. Sehingga semakin membuka mata para pengamat di Indonesia. Pendapat para ahli dari kedua negara pun menyemarakkan isu ini dalam point of view (POV) yang berbeda, sehingga penilaian masyarakat dan netizen kedua negara pun lebih obyektif dalam memahami situasi dan kondisi di Rinjani.
Hal ini menarik perhatian saya, ketika mendengarkan penjelasan legenda pendaki gunung, Agam Rinjani dan Mas Tiyo. Rinjani memang bukan sembarang gunung. Para ahli pendakian memberikan saran agar idealnya mereka punya pengalaman mendaki ke gunung lain terlebih dahulu. Namun, tidak berarti pendaki pemula tidak boleh mendaki Rinjani. Pendaki pemula boleh mendaki asalkan didampingi tim pendaki yang ahli seperti guide dan porter yang berpengalaman.

Sekilas tentang profil gunung Rinjani. Gunung Rinjani adalah gunung berapi aktif yang terletak di Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat, dan merupakan gunung berapi tertinggi kedua di Indonesia dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut. Gunung ini terkenal dengan keindahan alamnya, termasuk kaldera yang berisi danau kawah Segara Anak dan sumber air panas. Rinjani juga memiliki nilai spiritual yang penting bagi masyarakat adat Sasak dan umat Hindu, serta menjadi bagian dari Jaringan Geopark Global UNESCO.
Simulasi Success Journey dari Expedisi Summit ke Rinjani
Jika diibaratkan Summit di Rinjani adalah kesuksesan tertinggi di dunia ini, maka tentunya perjalanan mendaki menujunya adalah suatu keniscayaan. Summit di Rinjani merupakan sebuah experience yang tak terkira, banyak ekspresi dari para pendaki disana, ada yang berteriak, ada yang menangis, ada yang diam termangu, ada yang sujud menyungkurkan badan, ada yang berdoa, ada yang mengumandangkan adzan, dan sebagainya.
Perjalanan menuju summit Rinjani dihiasi beragam asam manis pahit asin, Jika kita naik dari jalur senaru, pos registrasinya pun sudah ada di ketinggian 600 mdpl. Dari situ perjalanan dimulai dengan memasuki trek hutan lebat ke Pos 1 Bunut Ngengkang (915 mdpl). Perjalanan yang biasanya dimulai di pagi hari itu, mengharuskan kita untuk memotivasi diri untuk melawan rasa kantuk dan rasa takut melewati hutan rimba. Beragam hewan, ular, dan serangga pun sangat mungkin kita temui dalam perjalanan. Bagi mereka yang sudah bertekad kuat, perjalanan menembus hutan ini terasa menyenangkan sambil menghirup udara pagi dan sentuhan segarnya embun di dedaunan semakin menambah semangat di trek ini.

Dari Pos 1 berangkat kembali menuju Montong Satas (Pos 2) di ketinggian 1500 mdpl untuk istirahat dan makan siang. Perjalanan belum selesai, masih 2726 mdpl lagi yang harus didaki. Dari pos 2 terus mendaki menuju Mondokan Lolak di ketinggian 2000 mdpl. Dari sini lanjut lagi melalui trek menanjak ke Plawangan Senaru (2.641 mdpl). Inilah titik Camping terindah di trek ke Summit Rinjani. Karena dari sini kita bisa menikmati sore hari dengan Sunset view ke Danau Segara Anak. Bahkan bisa selfie, wefie, dan eksplorasi danau segara anak dan gua susu, hingga mandi air panas pegunungan alami. Ini adalah kesenangan yang menggoda para pendaki apakah akan lanjut summit atau menyudahi perjalanan dan kembali turun. Mengingat perjuangan sampai summit masih 1000 mdpl lebih dengan jalur maut yang dikenal dengan sebutan pasir neraka.

Jalur āletter Eā atau pasir neraka memiliki karakteristik khusus yang jarang dimiliki gunung-gunung lainnya di Indonesia. Trekking route-nya berkelok tajam membentuk pola zig-zag menyerupai huruf āEā jika dilihat dari udara atau peta kontur. Jalur ini merupakan punggungan sempit dengan sudut kemiringan 30 ā 45 derajat, kanan-kiri jurang, dengan medan pasir vulkanis halus yang mudah lepas dan menjerembabkan kaki ke dalamnya, batu kerikil berserakan sepanjang jalur pendakian, angin kencang, dan cuaca yang mudah berubah, dari cerah hingga tetiba berubah jadi badai dan hujan dan sebaliknya. Suhu jalur pendakian berkisar 5 ā 8 derajat celcius, dan berpotensi lebih rendah ketika hujan angin hingga sampai di bawah 0 derajat di bulan tertentu.
Rute letter E atau Ā āpasir nerakaā ini memiliki 3 tahap yang sangat krusial. Inilah ujian sejati yang niscaya dialami para pendamba summit di Rinjani. Ujiannya berkali lipat dari pos-pos sebelumnya. Ujian spiritual, fokus, kesungguhan tekad, motivasi, mental, diligensi, resiliensi, kesabaran, manajemen energi, proses, dan logistik yang menghiasi seribu meter terakhir menuju summit. Jalur ini menyimpan resiko kelelahan, hipotermia, stress, hingga nyawa menjadi taruhannya. Trekking route awal dari sembalun dimulai dengan lebar 2 ā 3 meter, cukup untuk 2 orang berpapasan. Di Trek tengah punggungan letter E mulai menyempit 1 ā 1,5 meter, medan mulai sempit, dominan pasir lepas & kerikil tajam dan harus bergantian ketika berpapasan. Dan terakhir di trek summit lebar 0,5 ā 1 meter, Sangat sempit, hanya cukup untuk 1 orang, kanan kiri kadang jurang.

Itu semua terbayar lunas dan tuntas ketika kita menginjakkan kaki di puncak Gunung Rinjani pada ketinggian 3726 mdpl, Saat melihat matahari terbit perlahan di atas awan, muncul rasa kecil di hadapan kebesaran Tuhan. Pendaki yang berhasil mencapai Puncak Rinjani (3.726 mdpl) hampir selalu menggambarkan pengalaman itu sebagai perpaduan ekstrem antara penderitaan dan kebahagiaan yang luar biasa. Rinjani bukan gunung yang mudah, bisa menaklukkan summit berarti Kuat menahan lelah ekstrem. Punya mental baja melawan pikiran negatif. Ā Banyak para pencapai summit Rinjani berkata, āKalau bisa ke puncak Rinjani, hidup terasa mungkin buat ditaklukkan juga.ā Beberapa orang bahkan menyusun kembali rencana hidup sepulang dari Rinjani. Keindahan Alam yang Tak Bisa Diungkap Kata. Hamparan lautan awan, Barujari aktif, Gunung Agung di Bali, Laut Flores dan Sumbawa, Kaldera masif, Danau Segara Anak, dan panorama keindahan lukisan Tuhan lainnya.

Langkah-langkah Antisipatif Summit di Rinjani
Berikut ringkasan saran para ahli dalam menelusuri trek Letter E hingga untuk mengantisipasi āPASIR NERAKAā DAN MENAKLUKKAN PUNCAK RINJANI
- Persiapan Fisik dan Mental Sebelum Pendakian
- Latihan hiking minimal 2ā4 minggu sebelumnya (kardio + kaki)
- Latihan menanjak dengan beban ringan
- Berangkat Dini Hari (Summit Attack)
- Start ideal jam 02.00 pagi dari Plawangan Sembalun
- Supaya sampai puncak pas sunrise (jam 06.00) dan menghindari cuaca ekstrem
- Gunakan Sepatu & Trekking Pole yang Tepat
- Sol sepatu harus grip-nya kuat (bukan sol licin)
- Trekking pole sangat membantu saat tanjakan pasir agar tidak banyak tergelincir
- Manajemen Energi dan Kecepatan
- Langkah pendek, stabil, dan ritmis (ābaby stepsā)
- Istirahat singkat per 30ā45 menit untuk minum & makan ringan
- Manajemen Logistik
- Bawa air minum minimal 1 liter saat summit attack (tidak ada sumber air)
- Cemilan tinggi kalori: karbohidrat, coklat, energy bar, kurma, kismis
- Mental Game: Jangan Lihat Atas Terus
- Fokus pada langkah kaki dan target mikro: āpos batu berikutnyaā, bukan āpuncakā
- Tetap optimis, tidak panik jika terasa berat
- Gunakan Gaiter & Masker Buff
- Gaiter melindungi kaki dari pasir masuk sepatu
- Masker atau buff menghindari pasir masuk hidung & mulut
Perjalanan Kepemimpinan: Refleksi dari Gunung Rinjani untuk Generasi Pemimpin Masa Depan
Di balik puncak Gunung Rinjani yang megah dan memesona, tersembunyi ribuan cerita tentang perjuangan, kegigihan, dan kepemimpinan. Artikel “Belajar dari Rinjani” membuka mata kita bahwa mendaki gunung bukan sekadar olahraga ekstrem, tetapi juga metafora mendalam tentang perjalanan menjadi seorang pemimpin. Dalam konteks profesional dan kewirausahaan, khususnya bagi generasi muda, khususnya gen z yang mendobrak batas-batas konvensional, Rinjani menghadirkan pelajaran berharga tentang bagaimana membentuk karakter kepemimpinan melalui pengalaman nyata.
Awal Perjalanan: Memutuskan untuk Memimpin
Setiap langkah kepemimpinan dimulai dari satu keputusan penting: *memilih untuk mendaki*. Seperti halnya para pendaki yang memutuskan menaklukkan Rinjani, pemimpin sejati tidak menunggu jalan yang mudah, tetapi memilih jalan yang bermakna. Titik awal di Desa Senaru atau Sembalun melambangkan titik awal karier atau misi hidup seseorang. Tidak ada yang langsung berada di puncak. Semuanya harus dimulai dari dasar, dari keputusan sadar untuk bertumbuh.
Dalam perspektif John C. Maxwell, ini adalah level pertama dalam “5 Levels of Leadership”: posisi. Seorang pemimpin baru mungkin mendapat peran formal, tetapi perjalanan menuju pengaruh sejati baru saja dimulai. Pendaki pemula boleh mencoba Rinjani, tetapi butuh kesadaran penuh bahwa perjalanan ini akan menguji segalanya: fisik, mental, dan emosi.
Proses Menanjak: Ujian Konsistensi dan Visi
Perjalanan dari Pos 1 ke Plawangan Senaru atau Plawangan Sembalun bukan sekadar transisi ketinggian. Itu adalah fase pembentukan karakter. Di sinilah stamina diuji, dan visi diuji. Dalam konteks kepemimpinan, ini menggambarkan fase “permission” dan “production” dari Maxwell: pemimpin mulai mendapat kepercayaan karena tindakannya mencerminkan integritas dan produktivitas.
Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Terkadang jalur hutan rimbun, terkadang menanjak dengan curam. Begitu pula dalam karier atau bisnis: ada ketidakpastian, tekanan, dan godaan untuk berhenti. Tetapi seperti pendaki yang menghirup embun pagi untuk semangat baru, pemimpin sejati belajar menemukan kekuatan dari hal-hal kecil yang positif.
Angela Duckworth menyebutnya sebagai āGritā, kombinasi dari semangat dan ketekunan jangka panjang. Dalam konteks ini, grit bukan sekadar bekerja keras, tetapi kemampuan untuk terus melangkah meskipun jalanan menanjak dan kaki mulai goyah.

Zona Nyaman yang Menggoda
Sesampainya di Plawangan, banyak pendaki tergoda untuk berhenti. Pemandangan danau Segara Anak yang luar biasa, sumber air panas alami, dan suasana yang menenangkan bisa jadi “zona nyaman” yang memikat. Dalam konteks kepemimpinan, ini adalah fase kritis: ketika seseorang sudah merasa cukup, mulai menikmati hasil, dan kehilangan semangat untuk naik ke level berikutnya.
Jim Collins dalam “Good to Great” menyebutnya sebagai the enemy of great is good. Banyak pemimpin puas saat berada di titik nyaman, padahal puncak sejati belum tercapai. Di sinilah perbedaan antara pemimpin biasa dan pemimpin luar biasa: mereka yang siap meninggalkan kenyamanan demi misi yang lebih besar.

Pasir Neraka: Ujian Kepemimpinan Sejati
Jalur “letter E” atau yang dikenal sebagai “pasir neraka” adalah titik klimaks sekaligus ujian sejati seorang pemimpin. Medan curam, sempit, licin, dan dingin menggambarkan tantangan berat dalam dunia nyata: keputusan sulit, tekanan mental, kesepian, dan resiko kehilangan.
Inilah fase “people development” dari Maxwell, ketika pemimpin bukan hanya memimpin diri sendiri, tetapi juga menjadi panutan dan pelatih bagi orang lain. Disinilah pula resiliensi diuji. Mental game, seperti yang dijelaskan dalam artikel, menjadi kunci utama: jangan terlalu fokus pada puncak, tapi fokus pada langkah kecil berikutnya.
Ini sejalan dengan prinsip-prinsip kepemimpinan mindful: kesadaran penuh pada proses, bukan semata hasil. Seorang pemimpin yang sadar akan tiap langkahnya akan lebih mampu mengelola krisis, mendampingi tim, dan tetap jernih dalam pengambilan keputusan.

Puncak: Kesuksesan Bukan Akhir
Saat akhirnya menginjakkan kaki di puncak 3.726 mdpl, banyak pendaki menangis, terdiam, atau bersujud. Momen ini bukan hanya tentang pencapaian, tapi tentang transformasi. Seorang pemimpin yang telah melalui pasir neraka akan memiliki rasa syukur, rendah hati, dan pandangan hidup yang baru.
Namun, puncak bukanlah akhir. Seperti pendaki yang masih harus turun dengan aman, pemimpin pun harus mempertahankan integritas, membagikan pembelajaran, dan menjadi sumber inspirasi bagi generasi berikutnya.
Maxwell menyebut ini sebagai level tertinggi: “Pinnacle”, di mana kepemimpinan menjadi warisan. Di level ini, seorang pemimpin tidak hanya dihormati karena hasil, tetapi karena kontribusi dan dampaknya pada orang lain.

Penutup: Rinjani, Cermin Kepemimpinan Abadi
Gunung Rinjani bukan sekadar destinasi wisata ekstrem, tetapi juga laboratorium alami untuk membentuk karakter kepemimpinan sejati. Ia mengajarkan kita bahwa perjalanan memimpin bukan tentang cepat sampai, tetapi tentang bagaimana kita bertahan, belajar, dan tumbuh dari setiap langkah.
Untuk para profesional dan entrepreneur Generasi Muda, yang hidup dalam dunia serba instan dan tekanan tinggi, mendaki gunung seperti Rinjani adalah cara terbaik untuk merefleksikan ulang makna Success dan Leadership. Rinjani berkata, “Jika kamu mampu sampai puncak, kamu mampu menaklukkan hidupmu sendiri.”
Mari jadikan setiap langkah menuju puncak sebagai cermin untuk membentuk kepemimpinan yang lebih kuat, lebih bijaksana, dan lebih manusiawi.
—
Referensi:
- Maxwell, John C. āThe 5 Levels of Leadershipā, 2011.
- Duckworth, Angela.āGrit: The Power of Passion and Perseveranceā, 2016.
- Collins, Jim. āGood to Greatā, 2001.
- Ariesta, Doddy. Artikel “Belajar dari Rinjani”, 2025
PENULIS
Doddy Ariesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst
Doddy is a leadership and sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.
Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale.
He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.
–0–
Agile Leadership 4.0
Judul Training
Agile Leadership 4.0
Deskripsi
Bagaimana memimpin tim di era industry 4.0 dengan pendekatan yang lebih humanis dan tech savvy, dengan kata lain menerapkan konsep high touch leadership yang fleksibel dan humanis, tanpa melupakan pengasahan diri leader dengan teknologi digital terkini.
Manfaat
Membekali para Leader dengan skill kepemimpinan yang efektif, humanis, dan digital updated.
Keunggulan
Ilmu kepemimpinan yang praktikal, mudah dipahami, mudah diterapkan kepada semua jenis anggota tim dengan pendekatan yang humanis dan digitally updated, utilisasi teknologi artificial intelligence.
Skill
Team member state diagnosis, agile and flexible leadership, high performance partnering, leadership transparency, leadership with integrity, humanist leadership.
Target Peserta
Leader, Manager, Director, Vice President, General Manager, C-Level
Materi Training
- Agile Leadership Concept
- Building Trust to team member
- Humanist Leadership
- Team member state diagnosis
- Agile flexible leadership
- Higly effective partnering.
Durasi
2 Hari
Metode
- Participative Learning;
- Group Discussion;
- Interactive Presentation;
- Case Study;
- Impactful Role Play;
- Simulation;
- Group Presentation.
Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 dan AGILE LEADERSHIP 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan baik di bidang sales ataupun diluarnya agak mampu mencapai target perusahaan, tanpa meninggalkan identitas mereka sebagai pemimpin sejati. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia profesional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.
Address:
H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google MapsĀ ā>>Ā klik disini
Phone / Whatsapp :
0852 8350 0976 (DINI)Ā ā>>Ā klik disini
0812 9581 2288 (DEWA)Ā ā>>Ā klik disini
Email:
dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com
Socmed:
LinkedIn : imtiyaz learningsĀ ā>> klik disini
Instagram :Ā imtiyaz learningsĀ ā>> klik disini