Entrepreneur Training ~ Imtiyaz Learning Consulting | Kenapa Trust Itu Penting, Apalagi di Zaman Sekarang? Di era digital, di mana followers, likes, dan branding bisa dibangun dalam semalam, kepercayaan (trust) menjadi sesuatu yang sangat mahal. Generasi Z—kita yang lahir di antara tahun 1997–2012—adalah generasi paling melek informasi, tetapi juga paling skeptis. Kita bisa dengan cepat melihat ketidaktulusan, dan sekali kepercayaan itu hilang, rasanya sangat sulit untuk dikembalikan.
Pertanyaannya: Apa yang harus dilakukan jika kita telah kehilangan kepercayaan seseorang—orang tua, sahabat, pasangan, rekan bisnis, bahkan diri kita sendiri? Modul “Restoring the Trust” ini hadir menjawab persoalan penting itu. Mari kita kupas bukan hanya secara logika, tapi juga dari nilai-nilai spiritual Islam dan strategi praktis modern.

1. Makna Restoring the Trust: Lebih dari Sekadar Minta Maaf
Menurut Robbins, “Restoring the Trust” adalah tindakan mengembalikan kepercayaan yang sempat hilang karena perilaku, tindakan, atau hasil kerja yang tidak sesuai harapan. Dalam Islam, ini adalah bagian dari islah (rekonsiliasi), yang tidak hanya memperbaiki hubungan antarmanusia, tapi juga memperkuat hubungan kita dengan Allah SWT.
Allah SWT berfirman :
“Maka, berkat rahmat Allah engkau (Nabi Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Seandainya engkau bersikap keras dan berhati kasar, tentulah mereka akan menjauh dari sekitarmu…”
(QS Ali Imran: 159)
Ayat ini mengajarkan bahwa empati dan kelembutan adalah pondasi pertama untuk mengembalikan kepercayaan. Dalam Islam, tidak cukup hanya berkata “maaf,” tapi perlu taubat, perbaikan perilaku, dan niat yang tulus.
2. Mengapa Kepercayaan Bisa Hilang?
Dalam The Speed of Trust, Stephen Covey menjelaskan bahwa kehilangan kepercayaan sering terjadi karena dua hal besar:
- Karakter: Misalnya, ketidaksesuaian antara ucapan dan tindakan, kebohongan, atau niat buruk.
- Kompetensi: Misalnya, kegagalan menyelesaikan tugas, hasil yang mengecewakan, atau kurangnya kapasitas.
Bagi Gen Z, isu ini sering terjadi dalam dunia kolaborasi: proyek kampus, bisnis bareng teman, bahkan relasi pacaran islami. Ketika ekspektasi tidak sesuai kenyataan, trust pun memudar.
3. Kisah Sahabat: Ka’ab bin Malik dan Trust yang Direstorasi oleh Allah
Salah satu kisah terbaik tentang restoring the trust datang dari Ka’ab bin Malik ra. Ia adalah sahabat Nabi yang absen dari Perang Tabuk tanpa uzur syar’i. Akibatnya, ia dikucilkan oleh seluruh masyarakat Madinah selama 50 hari—bahkan Nabi Muhammad ﷺ tidak menyapanya.
Namun apa yang dilakukan Ka’ab?
- Ia memohon ampun dengan sungguh-sungguh.
- Tetap taat beribadah dan sholat berjamaah, meski dikucilkan.
- Menolak tawaran jabatan dari kerajaan musuh, bukti loyalitasnya kepada umat.
- Bahkan mengirim istrinya pulang untuk menjaga niat dan kesucian dirinya.
Allah akhirnya menerima taubatnya dan mengabadikannya dalam QS At Taubah: 117–118. Sebuah momen luar biasa, di mana trust yang hilang bukan hanya kembali, tapi justru ditinggikan oleh Allah.
4. Empat Pilar Kepercayaan: The 4 Cores of Credibility
Covey menyebut bahwa trust dibangun di atas 4 pilar:
a. Integrity (Integritas)
Apakah kamu jujur bukan hanya ke orang lain, tapi juga ke diri sendiri? Selaras antara ucapan dan tindakan adalah kunci. Jangan cuma branding sebagai orang baik, tapi jadilah benar-benar baik.
“Kejujuran itu bukan sekadar berkata benar, tapi hidup dalam kebenaran.”
b. Intent (Niat)
Apa motivasimu dalam setiap tindakan? Islam mengajarkan niat adalah segalanya. Ketika niat kita adalah membantu, membangun, dan memberi manfaat, maka trust akan datang lebih cepat.
c. Capabilities (Kapasitas)
Kamu mungkin niatnya baik, tapi apakah kamu mampu menyelesaikan amanah yang diberikan? Bangun kompetensi: belajar, praktek, ulangi. Jangan jadi orang baik yang tidak bisa diandalkan.
d. Results (Hasil)
Hasil bukan segalanya, tapi hasil menunjukkan integritasmu dalam jangka panjang. Bangun reputasi yang terpercaya. Jika pernah gagal, akui dan perbaiki.
5. Langkah Praktis Mengembalikan Kepercayaan: Trust Repair Tools
Berikut adalah tahapan praktis untuk mengembalikan trust, baik di lingkungan keluarga, komunitas, maupun kerja:
1. Identifikasi Siapa yang Kehilangan Trust pada Anda
Kenali siapa yang perlu kamu pulihkan hubungan dengannya. Jangan abaikan luka hati kecil dari orang terdekat.
2. Cari Akar Masalahnya
Apakah trust itu hilang karena kamu kurang jujur (karakter), atau karena kamu tidak kompeten (kemampuan)?
3. Tentukan Pentingnya Hubungan Itu
Kalau itu orang tua, sahabat dekat, partner bisnis—maka penting untuk kamu perjuangkan. Jangan biarkan gengsi menghalangi perbaikan.
4. Bulatkan Niat
Tanyakan pada diri sendiri: Seberapa besar tekadmu untuk memperbaiki? Jangan lakukan setengah hati.
5. Bangun Ulang Empat Core of Credibility
Mulai dari integrity: jangan bohong, jangan basa-basi. Tunjukkan niat baik. Perbaiki kapasitas. Tunjukkan hasil nyata.
6. Bertindak Positif Secara Konsisten
Trust itu seperti tanaman: butuh waktu untuk tumbuh, tapi bisa mati seketika. Jaga dengan tindakan kecil yang penuh makna.
6. Komunikasi dalam Memulihkan Trust: Trust Talk
Covey menyarankan komunikasi khas bernama Trust Talk, berikut adalah langkah-langkahnya:
- Mulai dari diri sendiri – evaluasi apakah kamu layak dipercaya dulu.
- Deklarasikan niat – jangan biarkan orang menerka-neka maksudmu.
- Dengarkan lebih dulu – mendengarkan bukan untuk membalas, tapi untuk memahami.
- Bersikap transparan – utarakan ekspektasi dan komitmen secara terbuka.
- Tepati komitmen – jangan janji tanpa aksi.
- Akuntabilitas – evaluasi dan buka ruang untuk dikoreksi.
7. Hikmah Spiritual dalam Memulihkan Trust
Islam tidak hanya mengajarkan apa yang benar, tapi juga bagaimana kembali jika kita salah. Nabi Muhammad ﷺ adalah teladan terbesar dalam memberi maaf dan membangun kembali hubungan yang rusak.
“Tidaklah Allah menambah bagi seorang hamba dengan pemberian maafnya kepada saudaranya, kecuali kemuliaan (di dunia dan akhirat).”
(HR Muslim, 2588)
Bahkan Rasulullah ﷺ sendiri mengaku:
“Demi Allah, sesungguhnya aku beristighfar (meminta ampunan) dan bertaubat kepada Allah dalam satu hari lebih dari tujuh puluh kali.”
(HR Bukhari, 5948)
Kalau Rasul pun merasa perlu terus membersihkan hati dan memperbaiki diri, bagaimana dengan kita?
Penutup: Trust Adalah Investasi Emosional dan Spiritual
Bagi kita, Gen Z yang hidup di era serba cepat, kepercayaan adalah mata uang sosial yang paling penting. Tapi lebih dari itu, trust adalah cermin kedewasaan spiritual dan mental. Ketika kita belajar mengembalikan kepercayaan—dengan niat baik, tindakan konsisten, dan komitmen jangka panjang—kita sebenarnya sedang menapaki jalan menuju kehidupan yang lebih bermakna.
Karena pada akhirnya, trust bukan sekadar tentang bagaimana orang melihat kita. Tapi tentang siapa kita di mata Allah.
“Bertobatlah kamu semua kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, agar kamu beruntung.”
(QS An Nur: 31)
Referensi:
- Al-Qur’anul Karim, QS Ali Imron: 159, An Nur: 31, At Taubah: 117–118
- Hadits Shahih, HR Bukhari No. 5948, HR Muslim No. 2588, HR Tirmidzi No. 1987
- Covey, Stephen M.R. “The Speed of Trust”
- Robbins, Stephen. Organizational Behavior
- Safiyurrahman al-Mubarakfuri. Sirah Nabawiyah
- Doddy Ariesta, Modul 5: Restoring the Trust, Cordoba Muslim Development Program, 2022
PENULIS
Doddy Ariesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst
Doddy is a sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.
Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale. Many of the companies he was worked are Global Fortune 500 Companies and Top Notch Indonesian Companies.
He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.
–0–
Next Chapter Masterplan : Strategi Menyusun Babak Baru Hidup secara Finansial, Personal, dan Sosial
Judul Training
Next Chapter Masterplan : Strategi Menyusun babak Baru Hidup secara Finansial, Personal, dan Sosial
Deskripsi
- Bagaimana mempersiapkan mental sebelum pensiun?
- Kapan waktu yang tepat untuk mempersiapkan pensiun?
- Bisnis perdana apa yang paling tepat untuk persiapan pensiun?
- Simulasi mental persiapan pensiun.
- Dasar-dasar Bisnis untuk bisnis perdana di masa pensiun.
Benefit Tambahan :
- Pendirian PT Perorangan untuk Peserta
- Coaching 1x Sebulan dalam 3 Bulan Pasca Training
- Bergabung dalam Komunitas Pebisnis
- Pembuatan Laporan Keuangan 1 tahun pertama
- Pembuatan Laporan Pajak 1 tahun pertama
Manfaat
- Membekali mental, spiritual, dan intelektual para karyawan dan profesional dalam mempersiapkan masa pensiunnya.
- Melakukan Coaching dan Pendampingan di 3 bulan pertama.
- Punya perusahaan sendiri (berbadan hukum) setelah training.
Skill
Positive Mindseting, Smart Entrepreneur, Self Manager, Self Leader, Smart time management, Smart Task management, Smart problem solver and decision maker, Smart prospecting, Smart database gathering, Smart Business Basic.
Peserta
All Level of Employees
Durasi
2 Hari
Metode Training
- Participative Learning;
- Group Discussion;
- Interactive Presentation;
- Case Study;
- Impactful Role Play;
- Simulation; Group Presentation.
Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan sales mencapai target penjualan perusahaan. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia sales dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.
Address:
H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps –>> klik disini
Phone / Whatsapp :
0852 8350 0976 (DINI) –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA) –>> klik disini
Email:
dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com
Socmed:
LinkedIn : imtiyazlearningconsulting –>> klik disini
Instagram : imtiyazlearnings –>> klik disini