Mewariskan Networking: Silaturahmi, Nilai, dan Warisan Sosial [Leadership Parenting]

Leadership Parenting ~ Imtiyaz Learnings | Bayangkan: ada seseorang yang dulu sering membantu ayahmu saat jatuh bangun membangun karier, atau sahabat yang tahu banyak kisah perjuangan ibumu. Lalu bayangkan kamu menyapa mereka, mengenalkan dirimu sebagai anak dari sahabat lama mereka. Respons haru dan bahagia itu bukan hanya nilai sosial—itu adalah bentuk keberlanjutan cinta dan kebaikan.

Di tengah hustle budaya Gen Z yang mengejar “self-made success,” kita kadang lupa bahwa koneksi yang diwariskan oleh orang tua kita adalah harta tak ternilai. Bukan soal nepotisme, tapi soal melanjutkan warisan sosial dan spiritual. Islam mengajarkan bahwa silaturahmi seperti ini bisa menjadi amal jariyah bagi orang tua, bahkan setelah mereka wafat.

Kalau kamu sedang mencari cara menambah kebermaknaan hidup—bukan hanya karier—maka menyambung kembali relasi orang tua adalah salah satu jalan sunyi namun indah. Ini bukan networking untuk sekadar “ngarep peluang,” tapi bentuk nyata dari birrul walidain versi Gen Z: beradab, berakar, dan berdampak.

Ini bukan sekadar etika timur, tapi perintah Nabi. Dalam satu hadits, Rasulullah ﷺ bersabda bahwa salah satu bentuk bakti terbaik kepada orang tua adalah menyambung hubungan dengan sahabat mereka setelah mereka meninggal. Ini adalah bentuk networking yang tidak hanya membangun reputasi, tapi juga membangun surga.

Buat kamu yang merasa spiritualitas dan karier harus jalan bareng, inilah ladangnya. Di sinilah kita bisa mewarisi cinta orang tua, menyuburkan kebaikan mereka lewat perjumpaan, kunjungan, atau sekadar pesan tulus. Dan kamu akan terkejut: banyak orang tua teman ayahmu yang akan sangat bangga melihatmu tumbuh dan tetap menjaga jalinan ini.

Group of diverse colleagues collaborating in an office, discussing plans and ideas. muslim professional. knowledge management. sales manager 4.0,. leader, LEADERSHIP
interacting ~ leadership ~ networking

📌 1. Hadis tentang Silaturahmi dan Hubungan Sosial

“Barang siapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, maka hendaklah ia menyambung tali silaturahmi.”
(HR. Bukhari No. 5986, Muslim No. 2557)

Makna:
Silaturahmi dalam konteks luas mencakup hubungan kekeluargaan, pertemanan, dan jejaring sosial. Mengenalkan anak kepada relasi kita adalah bagian dari menyambung silaturahmi lintas generasi.

🔁 Aplikasi Bisnis:
Silaturahmi yang kuat adalah fondasi networking. Anak yang diperkenalkan kepada jaringan orang tua akan belajar bagaimana membangun, menjaga, dan memanfaatkan hubungan dengan etika Islam.

📌 2. Hadis tentang Mewariskan Ilmu dan Nilai Kehidupan

“Apabila anak Adam mati, maka terputuslah semua amalnya kecuali tiga: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shalih yang mendoakannya.”
(HR. Muslim No. 1631)

Makna:
Mewariskan ilmu networking yang telah dibangun sebagai ilmu yang bermanfaat. Jaringan sosial dan reputasi baik yang telah dirintis bisa menjadi jembatan manfaat lintas generasi.

📌 3. Praktik Nabi Muhammad SAW dalam Mendidik Anak dan Generasi

Rasulullah ﷺ memperkenalkan Hasan dan Husain kepada para sahabat, dan menjadikan mereka bagian dari komunitas utama. Dalam konteks modern, ini dapat dianalogikan sebagai “menunjukkan ke publik siapa penerus relasi dan warisan nilai”.

“Sesungguhnya cucuku ini (Hasan) adalah seorang pemimpin…”
(HR. Bukhari No. 2704)

Makna:
Nabi menempatkan cucunya dalam jaringan sosial komunitas sejak kecil.

A father and son sitting on a rug, bonding over reading indoors. knowlege management. leadership
application ~ knowledge management ~ leadership

📌 4. Konsep Ta’aruf, Muamalah, dan Itsar

“Orang mukmin dengan mukmin lainnya seperti bangunan, yang satu menguatkan yang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Makna:
Networking dalam Islam bukan sekadar mengenal, tapi membangun kerja sama yang saling menguatkan. Anak perlu diajarkan adab muamalah, bagaimana menghormati jaringan orang tua dan menjaga nama baik keluarga.

Hadis yang secara tegas menyebutkan pentingnya menjalin silaturahmi dengan kerabat orang tua yang telah meninggal memang ada dan diriwayatkan secara sahih. Hadis ini menjelaskan bahwa menyambung silaturahmi dengan sahabat atau kerabat orang tua merupakan bentuk kesetiaan dan kebaktian seorang anak setelah orang tuanya wafat.


📜 Hadis Shahih tentang Silaturahmi kepada Kerabat Orang Tua

“Sesungguhnya bentuk kebaktian yang paling tinggi adalah seorang anak menyambung hubungan dengan teman-teman baik ayahnya setelah ayahnya meninggal.”
(HR. Muslim No. 2552)

Lafaz Arab:

إِنَّ مِنْ أَبَرِّ الْبِرِّ أَنْ يَصِلَ الرَّجُلُ أَهْلَ وُدِّ أَبِيهِ بَعْدَ أَنْ يُوَلِّيَ، وَإِنَّ أَبَاهُ كَانَ صَدِيقًا لِعُمَرَ


📖 Penjelasan Makna Hadis

  • Menyambung hubungan” artinya menjalin silaturahmi, komunikasi, atau interaksi sosial (dalam konteks sekarang bisa berupa visitasi, kerja sama, bahkan menjaga hubungan profesional).
  • Teman-teman baik ayahnya” mencakup sahabat dekat, mitra bisnis, kolega, atau kerabat ayah/ibu.
  • Setelah ayahnya meninggal” menegaskan bahwa bakti seorang anak tidak berhenti ketika orang tua wafat.

🧠 Kaitan dengan Pendidikan Networking Islami

Hadis ini mengandung prinsip penting dalam warisan sosial:

  1. Anak dianjurkan menjaga dan melanjutkan jaringan sosial orang tuanya.
  2. Silaturahmi itu tidak terputus dengan kematian, karena hubungan sosial yang baik adalah amal jariyah.
  3. Networking bukan hanya kepentingan dunia, tapi bentuk ibadah dan kebaktian.

💼 Aplikasi dalam Konteks Bisnis dan Pendidikan Anak

  1. Mengajarkan anak mengenal kolega dan relasi baik ayah atau ibunya sebagai bagian dari warisan nilai dan jejaring (networking capital).
  2. Mengajak anak melanjutkan relasi yang sudah terbangun, misalnya:
    • Membantu sahabat ayah yang dahulu berjasa.
    • Mengundang mitra ayah dalam acara keluarga.
    • Meneruskan hubungan kerja sama atau sosial yang pernah dibangun.

leader sales training, sales leader, leadership
caring in developing people – sales leader

🏁 Kesimpulan dan Implikasi Bisnis

Hadis ini menjadi dasar kuat secara syar’i bahwa mewariskan networking kepada anak adalah bagian dari kebajikan dan ibadah, bukan sekadar strategi duniawi. Bahkan Allah menggolongkannya sebagai bentuk bakti tertinggi kepada orang tua.

Sebagai cendekiawan muslim dan ahli bisnis, mengenalkan anak pada relasi bukan sekadar sosial, tapi mewariskan “social capital” dan “trust-based networking” yang dibangun oleh orang tua. Ini menjadi bekal penting dalam dunia bisnis yang penuh dengan prinsip kepercayaan dan kolaborasi.

📘 Rekomendasi Implementasi dalam Keluarga Muslim Pebisnis dan Profesional:

  1. Ajak anak hadir di forum relasi (arisan, bisnis, komunitas)
    ➤ Ajarkan observasi dan adab.
  2. Kenalkan tokoh-tokoh penting dalam jaringan orang tua
    ➤ Ceritakan kontribusi mereka dalam hidup Anda.
  3. Libatkan anak dalam kegiatan sosial dan filantropi bersama relasi
    ➤ Ajarkan giving culture dan leadership.
  4. Bangun brand diri anak melalui jaringan yang diwariskan
    ➤ Ajarkan menjaga nama baik dan integritas.

 

PENULIS

DoddyAriesta Afriyana, SE, C.HRM, C.Trainer, C.SLII, C.SoT, C.NLP, C.PI Analyst

Doddy is a sales practitioner, human resources practitioner, and businessman, as well as a training master for Salesmanship, Sales management, and Sales Leadership training at Imtiyaz Learning & Consulting, who has 6 certifications ranging from sales, soft skills, leadership, training, personality profiling, and human resources from reputable national and international institutions.

Doddy has worked in a variety of industries for over 22 years, including the restaurant industry, software and application development, FMCG, Oil and Gas, Pharmacy, Direct Selling, MLM, Automotive, SME, and Start-Up. Extensive and in-depth experience in local, national, and multinational corporations within the scope of his position roles on a local, national, and global scale. Many of the companies he was worked are Global Fortune 500 Companies and Top Notch Indonesian Companies.

He began his career as a marketing executive at a Software & Application Development company, as well as a Head of Professor Assistant Corps at FEB UI, after graduating from the Faculty of Economics & Business University of Indonesia (FEB UI). His career progressed until he was trusted to become Head of Area, Assistant Manager, Manager, and General Manager in various national and multinational companies. His previous position before deciding to start a learning consulting firm was General Manager Learning & Development at Renault Indonesia and GM HRD & Business Development at start up Blimobil Indonesia.

–0–

logo imtiyaz learnings

Smart Sales Manager 4.0

Judul Sales Training

Smart Sales Manager 4.0

Deskripsi

Sales Training ~ Imtiyaz Learnings | Bagaimana memahami territory management, breakdown target, mendesain KPI, mendesain insentif, dan mengevaluasi kinerja tim sales, serta memahami 3 peran sales manager secara maksimal yaitu mengelola tugas dengan baik, mengelola waktu, dan mengelola orang lain. Dan juga tanpa melupakan bagaimana kita memanfaatkan artificial intelligence untuk memaksimalkan peran manajemen kita.

Manfaat

Membekali para Sales Manager dengan skill yang tepat dalam mengelola diri dan tim penjualannya, termasuk di dalamnya skill territory management, break down sales target, menyelaraskan pencapaian insentif untuk mencapai target pribadi tim penjualan. Memanfaatkan media sosial, digital, dan artificial intelligence untuk mendapatkan database dan prospek.

Keunggulan

Para Sales Manager mudah memahami konten dari materi training ini, karena mudah diterapkan, inspiratif, juga membekali skill teknis mereka sebagai sales manager. Disempurnakan dengan skill media sosial, digital, dan artificial intelligence yang sangat suportif untuk pencapaian penjualan.

Skill

Smart time management, Smart task management, Smart leader, sales territory management, Smart problem solver and decision maker, smart prospecting, smart database gathering.

Target Peserta Sales Training 

Sales Leader, Sales Manager, Sales Director, Vice President Sales Marketing, General Manager Sales, C-Level

Materi Sales Training
  1. Time Management
  2. Task Management
  3. Territory Manager
  4. Problem Solving
  5. Decision making
  6. Breakdown Sales Target
  7. Prospect Database Gathering
  8. Smart Coaching for high performance.
Durasi

2 Hari

Metode Sales Training 
  • Participative Learning;
  • Group Discussion;
  • Interactive Presentation;
  • Case Study;
  • Impactful Role Play;
  • Simulation; Group Presentation.

 

contact marketing imtiyaz

Hubungi kami untuk mendapatkan penawaran dari program unggulan Imtiyaz Learnings. SALES TRAINING 4.0 adalah program unggulan kami untuk membantu para pimpinan sales mencapai target penjualan perusahaan. Metode pembelajaran yang dijalankan merupakan kolabolasi dari pengalaman tim trainer di dunia sales dengan memanfaatkan kemajuan teknologi terkini.

Address:

H. Nawi Raya No. 191, Gandaria Utara
Kota Jakarta Selatan 12140, Jakarta
Lihat Google Maps  –>> klik disini

Phone / Whatsapp :

0852 8350 0976 (DINI)  –>> klik disini
0812 9581 2288 (DEWA)  –>> klik disini

Email:

dini.mufidah@imtiyazlearnings.com
dewa@imtiyazlearnings.com

Socmed:

LinkedIn : imtiyazlearningconsulting  –>> klik disini
Instagram :  imtiyazlearnings  –>> klik disini

LEADERSHIP

LEADERSHIP

LEADERSHIP

LEADERSHIP

LEADERSHIP

LEADERSHIP

LEADERSHIP

Share to Learn

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top